Mencegah berulangnya pelecehan seksual sama pentingnya dengan mencegah terjadinya kasus pelecehan seksual. Sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat tidak boleh berhenti. Termasuk kepada para korban. “Mereka yang sudah mengalami pun perlu tahu cara untuk mencegah berulangnya kasus yang sama,” ungkap Endah Triwijati alias Tiwi.
Para korban pelecehan seksual, menurut dosen sekaligus psikolog itu, rata-rata membutuhkan konseling. Semua korban membutuhkan rasa aman. Karena itu, konseling perlu diberikan agar kepercayaan diri korban meningkat. Lewat konseling, korban akan mendapatkan pemahaman bahwa dia tidak bersalah dan pelecehan yang dia alami itu adalah kesalahan pelaku.
Lebih lanjut, Tiwi mengatakan bahwa semua orang berpotensi menjadi pelaku. Karena itu, upaya untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual kepada perempuan maupun laki-laki harus lebih masif. Sayangnya, selama dua tahun terakhir, baru satu dari sepuluh peraturan terkait penanganan, pelatihan, dan pencegahan pelecehan seksual yang disahkan. (ann/c9/hep)
Sumber : Jawa Pos
