SURABAYA – Gen Z Anti Golput. Empat kata itu “diucapkan” 150 kubus Rubik yang tersusun rapi di gazebo Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya) kemarin (12/2). Desainernya adalah kakak beradik Kiera Ashley dan Michelle Angelina.
“Saya menggunakan kombinasi warna di Rubik untuk menonjolkan pesan,” tutur Kiera. Memang kombinasi warnanya tidak bisa lebih dari enam karena hanya sebanyak itulah warna-warna Rubik. Namun, keterbatasan itu justru menjadi tantangan yang asyik bagi mahasiswi desain dan manajemen produk tersebut.
Mengapa memilih kubus Rubik sebagai media untuk menyuarakan pesan politik? Menurut Kiera, kubus Rubik identik dengan anak muda. Apalagi, belakangan, permainan yang menuntut ketekunan dan kecerdasan itu digemari Generasi Z. “Supaya pesannya lebih mengena ke generasi muda,” terang Kiera.
Kemarin pesan yang tertulis dengan font gaya piksel itu menarik perhatian mahasiswa yang melintas. Cara Michelle menampilkan pesan yang didesain adiknya, rupanya, berhasil memikat teman-teman sebayanya. Formasi Rubik yang dia atur membuat pesan politik mereka tersaji dengan apik.
Michelle butuh waktu 3-4 jam untuk mengatur formasi 150 kubus Rubik yang digunakannya kemarin. Dia berfokus pada satu sisi Rubik saja untuk menampilkan pesan. Selain tulisan Gen Z Anti Golput, dia dan Kiera menambahkan gambar jari yang berhias tinta. Itu menjadi tanda partisipasi anak muda dalam pemilihan umum.
“Rubiknya sudah aku atur di rumah. Jadi, di sini tinggal menata lagi saja,” ujar Michelle yang tercatat sebagai mahasiswi teknik informatika. Kiera dan Michelle kompak mengajak generasinya aktif berkontribusi dalam pesta demokrasi. Minimal dengan menggunakan hak politik mereka untuk memilih pada 14 Februari nanti. “Kita harus menggunakan hak pilih sebaik-baiknya,” tutur Kiera.
Sumber : Jawa Pos
