Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)
Tidak hanya menjadikan kuliah sebagai wadah pencarian ilmu dalam kelas, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (FF Ubaya) memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengeksplorasi dan memperkaya pemahaman mereka. Melalui kegiatan Guest Lecture, FF Ubaya berupaya membekali mahasiswa pengetahuan yang diperlukan untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan kepatuhan terhadap standar farmasi dalam menyusun ulang sediaan steril. Diselenggarakan pada Sabtu, 18 November 2024 di Gedung Perpustakaan Lantai 5, Kampus II Ubaya, Tenggilis, puluhan mahasiswa FF Ubaya hadir dalam kegiatan ini. Dra., apt. Yulia Trisna, M.Farm., FISQua., selaku Apoteker Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) sekaligus Wakil Presiden bagian Farmasi Rumah Sakit International Pharmaceutical Federation (FIP), Wilayah Asia Tenggara hadir sebagai narasumber.
“Setiap butir obat yang diminum atau diaplikasikan, terdapat aspek krusial dalam dunia farmasi, yaitu compounding sediaan steril yang melibatkan penyusunan ulang obat dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasien,” buka Yulia. Sebagai perpaduan antara seni dan sains, compounding menghadirkan tantangan unik bagi para profesional farmasi. “Prinsip-prinsip utama yang dibahas dalam compounding sediaan steril mencakup kebersihan dan sanitasi, validasi proses, penggunaan bahan-bahan steril, dan keamanan personil,” tuturnya. “Validasi proses sterilisasi menjadi langkah kunci untuk memastikan efektivitas sterilisasi,” ucapnya.
Tak sampai di situ, ada salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam compounding sediaan steril, yakni Beyond Use Date (BUD) atau Batas Waktu Pemakaian. “BUD mengacu pada waktu maksimum penggunaan sediaan setelah persiapan compounding sediaan steril,” jelas Yulia. Dalam penyampaiannya, Yulia menyebutkan bahwa stabilitas kimia dan fisik sediaan menjadi faktor penting untuk memahami BUD lebih dalam. Menurutnya, para praktisi farmasi perlu mempertimbangkan pemantauan reguler terhadap sediaan yang disimpan guna memastikan BUD tetap relevan dan sesuai dengan standar.
Lebih lanjut, Yulia juga menyatakan bahwa memahami prinsip-prinsip compounding sediaan steril dan BUD membuat para praktisi farmasi dapat memastikan sediaan yang dihasilkan efektif dan aman digunakan oleh pasien. “Sebuah sediaan mungkin sempurna dalam teknik sterilisasi, tapi tetaplah tidak lengkap tanpa kesadaran akan batas waktu pemakaian yang diberikan oleh BUD,” simpulnya.. Sebelum menutup sesi, Yulia menyampaikan harapannya. “Semoga pengetahuan yang diperoleh di seminar ini menjadi pangkalan untuk memberikan pelayanan farmasi yang lebih baik dan lebih aman di masa depan,” tutupnya.(sxn,jv/ vnd)