Dr. Carina Joe, Peneliti Vaksin Astrazeneca Bagi Ilmu dan Pengalaman di Ubaya laurentiusivan September 29, 2023

Dr. Carina Joe, Peneliti Vaksin Astrazeneca Bagi Ilmu dan Pengalaman di Ubaya

Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan kuliah pakar dengan mengundang Dr. Carina Citra Dewi Joe selaku peneliti Vaksin Oxford-AstraZeneca sebagai pembicara. Kegiatan kuliah pakar dilaksanakan pada rabu, 27 September 2023 bertempat di Auditorium Gedung MA lantai 6 Fakultas Kedokteran (FK Ubaya), Kampus II, Tenggilis. Kuliah pakar tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknobiologi, dan Fakultas Farmasi. 

Kuliah pakar mengusung topik “Perancangan dan Produksi Vaksin”, khususnya selama pandemi pada tahun 2019 hingga 2021. Dalam waktu yang terbatas, Carina berhasil hadir di Ubaya untuk memberikan pemaparan materi kepada para mahasiswa dan civitas akademika yang tertarik. Hal ini memberikan wawasan serta pengetahuan baru bagi mahasiswa Ubaya khususnya pada program studi yang bergelut dalam aspek kesehatan.

Carina merupakan seorang peneliti atau senior postdoctoral research scientist di Jenner Institute, University of Oxford dan menjadi salah satu pemegang hak paten vaksin Covid-19 AstraZeneca di bidang manufaktur skala besar. Dalam prosesnya, Carina tergabung dalam sebuah tim yang beranggotakan tiga orang, dimana Carina berperan penting dalam proses pengadaan vaksin dalam jumlah besar. Sebagai salah satu warga negara Indonesia, kontribusi yang diberikan Carina terwujud dalam penggunaan Vaksin AstraZeneca yang mendunia, yang telah didistribusikan lebih dari 3 miliar dosis di seluruh dunia,” jelasnya. 

Dr. Carina menjelaskan, untuk mendapatkan persetujuan dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) biasanya membutuhkan waktu sedikitnya 10 tahun. Namun saat pandemi, pengembangan vaksin dilakukan dengan sistem rolling review sehingga perputarannya sangat cepat. Alhasil, vaksin Oxford-AstraZeneca dapat diproduksi dalam skala besar dan waktu yang singkat untuk didistribusikan ke seluruh dunia.”Kami menyelesaikan produksi vaksin hanya dalam waktu 1,5 tahun saja,” ungkapnya. 

Meskipun banyak masyarakat mengatakan bahwa produksi dan distribusi vaksin ini berhasil cepat, Carina menceritakan bahwa ada beberapa kendala selama perancangan dan produksi. “Banyak hambatan yang kami lalui seperti kurangnya funding dari eksternal, expertise yang terlibat, serta persiapan perancangan dan produksi yang minim,” tutur Carina. Penyebaran Covid-19 yang begitu cepat menyebabkan Carina untuk bekerja jauh lebih keras lagi. “Saya bekerja 16 hingga 18 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu,” lanjutnya. Dalam segala keterbatasan, Carina dan tim tidak sempat untuk melakukan rekrutmen sehingga segala pengerjaan hanya terbatas pada timnya saja. Dampak dari berbagai tantangan yang dihadapi, Carina bahkan sempat berpikir untuk berhenti dari pekerjaannya, namun rekan-rekannya yakin bahwa usaha yang mereka lakukan sangat dibutuhkan oleh jutaan jiwa di dunia. 

Selama memberikan materi di Ubaya, Carina merasa senang dapat berinteraksi langsung dengan dosen maupun  teman-teman mahasiswa. Selain itu, Carina sempat mengunjungi laboratorium yang dimiliki oleh Ubaya untuk melihatnya secara langsung. “Fasilitasnya cukup lengkap dan fungsional,” jelas Carina. Seperti yang kita ketahui, ilmuwan menjadi sosok yang sangat penting bagi dunia, khususnya dalam bidang kesehatan. “Sains itu menarik untuk dipelajari, mahasiswa bisa jadi ilmuwan dan memberikan harapan bagi masyarakat,” harap Carina agar mahasiswa tertarik pada sains dan profesi ilmuwan.  Hal ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan khususnya dalam bidang Teknobiologi dan Kedokteran. (sin/sin/4417)