Designography 2023 Ajak Mahasiswa Farmasi Ubaya Kembangkan Soft Skill Mendesain Kemasan Obat laurentiusivan June 13, 2023

Designography 2023 Ajak Mahasiswa Farmasi Ubaya Kembangkan Soft Skill Mendesain Kemasan Obat

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

            Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Designography pada Sabtu, 10 Juni 2023. Mengusung tema “CANDiY: Creative innovAtive And Do it Yourself”, Designography mengundang Guguh Sujatmiko, S.T., M.Ds., selaku Dosen Fakultas Industri Kreatif Ubaya dan Roisah Nawatila, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku Dosen Fakultas Farmasi Ubaya sebagai narasumber. Setidaknya puluhan mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya dari berbagai angkatan berpartisipasi secara aktif dalam acara ini untuk bersama-sama belajar mendesain kemasan obat. Designography diadakan secara offline di Ruang FF 1.1, Fakultas Farmasi, Kampus II Ubaya, Tenggilis.

Dr. Aguslina Kirtishanti, S.Si., M.Kes., Apt., selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Ubaya turut hadir dalam Designography. “Tidak melulu belajar tentang obat, tetapi seorang pharmacist juga perlu mengembangkan soft skill supaya lebih kompeten,” ujar Aguslina. Tak lupa ia berpesan kepada seluruh partisipan acara untuk memanfaatkan pemaparan materi secara maksimal. “Saya yakin, teman-teman sekalian yang berpartisipasi dalam acara ini memang berminat dalam desain, jadi manfaatkan kesempatan dengan baik,” pungkas Aguslina.

Membuka materinya, Guguh menyampaikan bahwa melakukan desain kini semakin dipermudah karena adanya perkembangan teknologi. “Saya yakin teman-teman sudah tahu Canva, tinggal punya akun dan klik-klik, bisa desain dengan mudah,” ujar Guguh. Lebih menekankan pada kemampuan desain, Guguh tidak mempermasalahkan penggunaan tools yang memudahkan pekerjaan dalam melakukan desain. “Pada kesempatan kali ini, saya tidak akan mengajarkan teman-teman cara menggunakan Canva, tetapi lebih pada memaksimalkannya,” kata Guguh.

Beralih pada teknik memaksimalkan penggunaan tools desain, Guguh menjelaskan bahwa di dalam desain grafis, terdapat bahasa visual yang terdiri atas elemen rupa (garis, warna, dan bentuk), semiotika (tanda), estetika (perpaduan elemen rupa dan semiotika), serta visual culture (nilai visual bagi beragam kebudayaan). Guguh menambahkan bahwa urutan membuat sebuah karya dimulai dari sketch, foto, tipografi, warna, tata letak, sampai dengan pesan. Namun, Guguh menjelaskan bahwa penentuan ide atau pesan yang ingin disampaikan perlu dipertimbangkan di awal. “Kita perlu menentukan pesan utama yang ingin disampaikan agar dapat dituangkan dalam sketch,” jelas Guguh. Memaparkan tahapan desain selanjutnya, Guguh menyusun materinya dengan menyertakan contoh nyata, seperti pengambilan foto, bentuk font, dan pemilihan warna.

Pemaparan materi oleh Guguh disimak dengan saksama oleh seluruh partisipan, hingga banyak pertanyaan masuk melalui mentimeter yang disediakan oleh panitia. Salah satu pertanyaan, “Bagaimana agar packaging diingat oleh orang? Apakah harus membuat warna, font, atau foto yang eye catching?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Guguh menyampaikan bahwa packaging berfungsi untuk membungkus segala hal yang tercecer. Terkait pemilihan warna, font, dan foto agar eye catching, Guguh berpendapat bahwa semuanya tidak dapat diatur secara kaku. “Semua tergantung strategi teman-teman. Memilih warna, font, dan foto yang tepat saja, saya yakin ada orang yang menilai itu eye catching,” tutup Guguh.(mon/vj/4328)