Mempelajari Seni Pencahayaan pada Fashion and Product Photography samueldim May 25, 2023

Mempelajari Seni Pencahayaan pada Fashion and Product Photography

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Kamis, 25 Mei 2023 Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (FIK Ubaya) bersama Fujifilm, Sentra Digital, JKLensa, dan Plaza Kamera, mengadakan sebuah workshop nasional. Dengan tajuk “Product and Fashion Photography Lighting for E-Commerce Catalogueworkshop ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pesertanya untuk mengetahui komposisi lighting yang baik dalam fotografi komersial. Pada workshop ini, Moch. Rizky “Mochtret” Satrio, fotografer kondang Surabaya, hadir sebagai pemateri. Tak hanya itu, Guguh Sujatmiko, S.T., M.Ds., selaku Kepala Program Studi Desain Produk FIK Ubaya, turut hadir menyampaikan sambutannya. Diadakan secara offline di Perpustakaan Lantai 5, Kampus II Ubaya, kegiatan workshop dihadiri oleh ratusan peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa FIK Ubaya.

Pada sambutannya, Guguh mengatakan bahwa pada mulanya, wokrshop tersebut merupakan kegiatan kuliah tamu. “Kemudian, kita mengemasnya menjadi workshop nasional yang berhasil mengundang antusiasme besar dari para peserta,” ujarnya. Guguh juga menyampaikan terima kasihnya kepada Mochtret, dosen-dosen FIK Ubaya, dan seluruh panitia serta sponsor acara yang memungkinkan kegiatan workshop berjalan. “Semoga acara ini dapat membawa manfaat bagi kita semua,” pungkas Guguh dalam sambutannya.

Membuka materinya, Mochtret menyampaikan pengertian mengenai fashion photography kepada para peserta. “Fashion photography adalah salah satu fotografi komersial yang berfokus kepada busana,” jelasnya. Tak ketinggalan, Mochtret juga menjelaskan mengenai product photography. “Sementara itu, product photography juga merupakan fotografi komersial, tetapi fokusnya adalah kepada produk yang ingin kita pasarkan,” ujar Mochtret.

Menurut Mochtret, baik dalam product ataupun fashion photography, salah satu hal yang paling utama adalah lighting atau pencahayaan. “Sebagai fotografer, kita harus dapat menentukan bagaimana cahaya berinteraksi dengan objek yang akan kita foto,” ucapnya. Penentuan pencahayaan ketika foto dapat bersifat apakah cahaya yang mengenai objek bersifat keras atau lembut. “Selain itu, arah cahaya datang juga harus menjadi bahan pertimbangan para fotografer, misalnya apakah cahaya tersebut dari atas atau depan,” tutur Mochtret. Meskipun terdapat banyak hal yang harus diperhatikan, Mochtret berkata bahwa fotografer memiliki kendali penuh dalam pencahayaan objek foto. “Hal ini dikarenakan lighting equipment bisa menghasilkan pencahayaan yang kita inginkan dengan lebih akurat,” ungkapnya.

Salah satu peserta workshop, yaitu Faiz, turut menceritakan pengalamannya bereksperimen menggunakan pencahayaan alami di suatu sesi fashion photography. “Ketika pukul empat sore, saya menggunakan cahaya matahari senja dikombinasikan dengan flash High Speed Sync (HSS) kamera,” ujarnya. Menurut Faiz, hasilnya adalah foto dengan lighting yang unik dan tidak pernah ia lihat sebelumnya. Mendengar cerita tersebut, Mochtret menanggapi bahwa kecepatan cahaya mencapai objek juga berperan pada pencahayaan untuk fashion ataupun product photography. “Menggunakan HSS adalah salah satu cara fotografer untuk mengendalikan kecepatan cahaya mencapai objek,” pungkasnya.(cbw/jel/4302)