Start-up Scandals: Penyebab Kegagalan Perusahaan-Perusahaan Baru samueldim May 8, 2023

Start-up Scandals: Penyebab Kegagalan Perusahaan-Perusahaan Baru

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

            Pada hari Sabtu, 6 Mei 2023 Leadership Club Pascasarjana Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) mengadakan seminar online. Membawakan tajuk “Learning from Failure: Lesson from Start-up Scandals”, webinar ini mengundang Prof. Dedhy Sulistiawan, S.E., M.Sc., Ak., CA., selaku Guru Besar Jurusan Akuntansi FBE Ubaya sebagai narasumber. Webinar ini dilaksanakan untuk mengedukasi mahasiswa, pelaku bisnis, maupun khalayak ramai tentang penyebab terjadinya kegagalan dalam sebuah perusahaan. Diadakan secara online melalui Zoom, webinar ini dihadiri ratusan peserta dari kalangan Ubaya dan umum.

Dr. Bonnie Soeherman, S.E., M.Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Ubaya turut hadir pada webinar ini. Bonnie menyampaikan kekhawatirannya pada perusahaan-perusahaan yang gugur. “Tema webinar atau sharing hari ini sangat menarik karena kita bicara tentang skandal startup yang terjadi beberapa waktu lalu, sehingga berdampak pada banyak perusahaan yang akhirnya collapse,” ujar Bonnie.

Start-up adalah bisnis yang baru didirikan, biasanya merupakan sebuah inovasi baru dan akan berdampak besar pada pemenuhan kebutuhan manusia,” papar Prof. Dedhy. Saat ini. kapitalisasi pasar dunia didominasi oleh perusahaan yang menawarkan produk dan/atau jasa yang berhubungan dengan teknologi informasi, seperti Apple dan Microsoft. Perusahaan yang telah berhasil menduduki kursi teratas pada kapitalisasi pasar tersebut juga berangkat dari sebuah start-up.

Pada perusahaan yang baru saja didirikan, kecenderungan sifatnya adalah mencari cara untuk bisa berekspansi dan berkembang menjadi lebih besar. “Melakukan ekspansi dan membangun big company, maka perusahaan juga memerlukan dana yang besar pula,” ujar Prof. Dedhy.  Mencari sumber pendanaan tentu menjadi sebuah masalah baru bagi pelaku bisnis start-up, yang notabene belum memiliki aset yang cukup.

Pelaku bisnis start-up dapat melakukan empat hal, yaitu grown funding, merger, akuisisi, dan Initial Public Offering (IPO). Lantas, bagaimana dengan pendanaan via hutang sebagai sumber sebuah perusahaan? Pendanaan bersumber hutang menurut Prof. Dedhy sudah tidak lagi menjadi cara cerdas. “Pertama, investor tidak akan berinvestasi pada perusahaan kecil dengan jumlah yang besar, apalagi bank jika kita tidak memiliki jaminan yang bervaluasi tinggi,” pungkas Prof. Dedhy. Berefleksi dari hal ini, penting bagi pelaku bisnis start-up untuk melek terhadap literasi bisnis. Tidak hanya itu, pelaku bisnis juga perlu mempersiapkan pengetahuan dan mental dalam pengelolaan keuangan.

Penyampaian materi oleh Prof. Dedhy mendapatkan respon positif dari banyak peserta. salah satu di antaranya berkesempatan untuk melontarkan pertanyaan, yaitu Bryant Arya, mahasiswa Magister FBE Ubaya angkatan 2022. “Bagaimana membangun mentalitas anak-anak sekarang untuk memulai membangun sebuah startup?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Prof. Dedhy menyampaikan bahwa penting bagi pelaku bisnis untuk memperluas pandangan dengan melek literasi bisnis. “Tidak hanya memperluas pengetahuan, tetapi praktiknya juga bisa dipertajam dengan berlatih investasi dan pengelolaan keuangan, bisa melalui berbagai platform, salah satunya https://finlabverse.com/, masih prototype sayangnya.” tutup Prof. Dedhy. (mon/vnd/4277)