Tanamkan Mindset yang Positif Melalui Seminar Kesehatan Mental 2023 samueldim March 20, 2023

Tanamkan Mindset yang Positif Melalui Seminar Kesehatan Mental 2023

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Sabtu, 18 Maret 2023 Kelompok Minat Mahasiswa (KMM) Pengabdian pada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) menyelenggarakan Seminar Kesehatan Mental 2023. Mengangkat tema “How to Have Positive Mindset”, seminar ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran individu terkait kesehatan mental. Dr. Listyo istyo Yuwanto, S. Psi, M. Psi, Psikolog., selaku Dosen Fakultas Psikologi Ubaya hadir sebagai narasumber dalam seminar ini. Diselenggarakan secara offline di Auditorium Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Ubaya, seminar ini dihadiri sedikitnya puluhan partisipan dari kalangan Ubaya.

Seminar dibuka dengan penyampaian materi oleh Listyo terkait mindset. Menurutnya, mindset dapat didefinisikan sebagai cara manusia berpikir tentang berbagai hal di dunia. “Manusia sendiri merupakan makhluk berpikir,” jelasnya. Sebagai makhluk berpikir, manusia selalu memiliki persepsi terhadap berbagai hal. Listyo turut menyatakan bahwa persepsi manusia dapat dibedakan menjadi empat, yakni persepsi terhadap diri sendiri, orang lain, benda, dan kejadian. “Pada ruangan ini saja, kita pasti memiliki persepsi terhadap banyak hal, misalnya pada orang di sebelah kita,” katanya.

Melanjutkan sesi seminar, Listyo memaparkan teori psikologi yang berkaitan dengan mindset, salah satunya yaitu teori situasi, pikiran, dan suasana hati. Teori ini menyatakan bahwa situasi yang sama dapat menghasilkan persepsi yang berbeda pada setiap individu. Perbedaan persepsi nantinya akan memunculkan suasana hati yang juga berbeda. “Misalnya ketika dosen marah, ada mahasiswa yang tidak mau masuk sementara lainnya tetap kuliah, sehingga tergantung cara individu memaknai sebuah situasi,” tambahnya.

Berkaitan dengan persepsi, Listyo menyatakan bahwa individu perlu memonitor diri. Menurutnya, sebuah peristiwa baik positif atau negatif adalah hal yang bersifat aktual. Namun, individu dapat mempersepsikan peristiwa tersebut dengan sudut pandang yang berbeda. “Contohnya, ketika kaos kaki saya tertinggal tetapi saya berpikir tidak apa-apa yang penting masih bersepatu. Jadi peristiwanya bersifat objektif tetapi persepsi kita yang subjektif,” tutupnya. (jv/jel/4213)