PPKP Ubaya Gelar Workshop, Kembangkan Online Course Layak Jual samueldim March 11, 2023

PPKP Ubaya Gelar Workshop, Kembangkan Online Course Layak Jual

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Direktorat Pusat Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (PPKP) Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Workshop Pengembangan Online Course untuk Ubaya Global Academic (UGA). Acara yang diselenggarakan pada 7 hingga 9 Maret 2023 ini bertujuan memfasilitasi para peserta atau kontributor untuk menghasilkan konten course yang layak jual. Nurul Fatimah Maulidya, S.Kom., dan Wisnu Lazuardi Yusuf, S.Pd., selaku Tim Pengembangan Direktorat PPKP Ubaya hadir sebagai fasilitator pada acara kali ini. Berlangsung secara offline di Ruang Serbaguna Lt.6 Fakultas Teknobiologi Ubaya, acara ini diikuti oleh 55 tim kontributor dari kalangan internal dan eksternal Ubaya.

“UGA adalah platform online course dengan komunitas pembelajar sebagai targetnya,” papar Henry Hermawan, S.T., M.Sc., selaku Direktur PPKP Ubaya. Komunitas pembelajar ini meliputi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa Ubaya maupun luar Ubaya, tenaga pendidik, serta profesional yang ingin mengembangkan kompetensi. Bahkan, Henry menuturkan bahwa ada anggota tim kontributor yang berasal dari luar negeri. “Kebetulan tim inti punya kerja sama dengan universitas di negara lain,” ungkapnya. Walaupun tidak bisa hadir secara offline, Henry menyatakan bahwa pihak PPKP Ubaya menyediakan subtitle bahasa Inggris untuk kontributor yang berada di luar negeri.

Lebih lanjut, workshop ini berfokus pada penerapan standar baru dalam pembuatan video pembelajaran yang sebelumnya tidak pernah diaplikasikan oleh PPKP Ubaya. Menurut Henry, standar atau aturan dalam pembuatan video pembelajaran dapat mencakup penampilan atau cara berpakaian. Pasalnya, penampilan dapat memengaruhi keputusan seseorang. “Apakah ia akan terus menonton video pembelajaran tersebut atau justru mematikannya?” tutur Henry. Tak hanya penampilan, rupanya model penyampaian materi juga berpengaruh terhadap menarik atau tidaknya suatu video pembelajaran. “Jadi sebenarnya ini sangat fleksibel, tetapi tetap mengedepankan standar yang tinggi sehingga layak dijual di UGA,” jelas Henry.

Melalui acara ini, Henry berharap agar para kontributor yang mengikuti proyek awal UGA dapat menjadi pioneer dalam pengembangan online course terbaik di Ubaya. “Harapannya workshop ini bisa menularkan semangat kepada program studi masing-masing untuk membuat online course terbaik,” ujar Henry. Dengan demikian, Ubaya tidak hanya mengembangkan UGA, tetapi juga Ubaya Learning Space (ULS) di kemudian hari. “Sementara ini, UGA yang diproses terlebih dahulu karena jenis course dan topiknya yang lebih ringan daripada mata kuliah. Setelah mahir, nanti ULS juga akan digerakkan untuk memiliki standar yang sama dan layak untuk ditawarkan ke perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia,” tutup Henry. (dhi/vnd/4199)