Workshop Jamoetics Ubaya: Bahas Strategi Usaha Herbal samueldim March 1, 2023

Workshop Jamoetics Ubaya: Bahas Strategi Usaha Herbal

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Jamoetics Universitas Surabaya (Ubaya) merupakan startup digital yang mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung pengembangan dan penggunaan obat tradisional Indonesia yang aman, efektif dan berkualitas. Pada hari Sabtu, 25 Februari 2023 mengadakan workshop dengan mengusung tema “Strategi Usaha Herbal untuk Survive di Era Digital”. Workshop ini bertujuan untuk memberikan insight bagi pengusaha herbal dalam menghadapi masalah fundamental di perusahaan. Workshop ini menghadirkan Dr. Deddy Marciano, S.E., M.M., CBC., CSA., CIB., CRP., selaku Pakar, Praktisi, dan Ketua Jurusan Manajemen Ubaya. Workshop berlangsung secara online melalui Zoom serta dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan Ubaya dan non Ubaya.

Dr. Oeke Yunita, S.Si., M.Si., Apt., selaku Founder Jamoetics memberikan kata sambutannya. “Workshop ini diselenggarakan bagi pengusaha herbal, walaupun tidak menutup kemungkinan bagi rekan-rekan yang ingin menggeluti usaha herbal,” jelasnya. Oeke menuturkan bahwa Jamoetics tetap berkomitmen untuk memberikan pemahaman dan memanfaatkan informasi herbal supaya bisa digunakan secara efektif, aman, dan terjamin kualitasnya. Dalam sambutannya, Oeke turut menyampaikan harapannya terkait tema yang diusung dalam workshop ini. “Saya berharap kebersamaan akan terus berlangsung, sehingga jamu atau obat tradisional Indonesia bisa menjadi tuan rumah serta dapat menggaungkan eksistensinya di luar negeri,” pungkasnya.

Beralih pada sesi diskusi, Deddy memberikan perumpamaan mengenai bisnis herbal. “Bisnis herbal lawannya adalah raksasa atau Goliat yang merupakan perusahaan obat kimiawi dengan pangsa pasarnya 85 sampai dengan 90 persen menguasai pasar obat-obatan,” tutur Deddy. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengalahkannya dengan meredefinisikan kembali bisnis herbal.  “Membahas bisnis herbal konotasinya adalah obat untuk penyembuhan,” ujarnya. Berkaitan dengan itu, Deddy menyatakan bahwa pemahaman tersebut akan membawa diri kita bersaing dengan perusahaan obat kimiawi yang sudah sangat kuat serta mempunyai jaringan internasional.

Lebih lanjut, Deddy menyampaikan cara untuk bertempur dengan industri-industri obat kimiawi yang besar. “Kita harus bisa mengembangkan persepsi bahwa herbal digunakan untuk daily life product,” jelasnya. Bersaing dengan perusahaan kimiawi tidak secara head to head melainkan dengan cara gerilya. “Basis herbal ini harus bergerilya ke bidang-bidang yang digunakan oleh konsumen sehari-hari,” pungkasnya.

Pemaparan materi yang diberikan oleh Deddy banyak menarik pertanyaan dari para partisipan, salah satunya adalah mahasiswa Ubaya yaitu Evelyn Margaretha. “Apa tips personal branding dan marketing untuk kita yang memiliki modal terbatas dan bingung target pasar supaya bisnis herbal kita mampu bersaing dengan yang sudah terkenal?. Menjawab pertanyaan tersebut Deddy menjelaskan bahwa herbal tidak dapat diasumsikan sebagai produk kesehatan karena akan sulit menghadapi kompetitor besar. “Jadikan herbal sebagai produk natural friendly di berbagai produk yang digunakan sehari-hari, dengan begitu dapat membangun branding,” tutupnya. (lts, mon/vj/4191)