FIK Ubaya Pamerkan Busana Anti Bullying Disabilitas dan Pencairan Gletser samueldim January 25, 2023

FIK Ubaya Pamerkan Busana Anti Bullying Disabilitas dan Pencairan Gletser

Surabaya (beritajatim.com) – Alumni Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan busana anti bullying terhadap komunitas disabilitas dan pencairan gletser.

Pembuat busana anti bullying disabilitas bertema Different Not Less itu adalah Alifia Maudy Fararidwana. Sedangkan Tin Nur Zahrotul Ula yang menciptakan busana The Frorelt tentang pencairan gletser. Karya ini ditampilkan pada 7th Annual Graduation Show FIK Ubaya 2022, Sabtu (10/12/2022).

Different Not Less memiliki arti bahwa seorang disabilitas, meskipun berbeda atau memiliki keunikan, tetap tidak mengurangi arti mereka seperti manusia lainnya. Maudy mengatakan, busana ini mengusung campaign concept, dimana suara komunitas disabilitas dapat didengar oleh seluruh masyarakat.

Maudy menambahkan, tulisan pada busana dibuat kontroversial karena ingin menyuarakan campaign anti-bullying terhadap komunitas disabilitas.

“Konsep ini dituangkan ke dalam style yang saya gunakan yaitu style rebellious sporty yang menggambarkan keaktifan dan sifat pemberani. Warna yang dipilih juga mayoritas hitam, merta, serta putih. Untuk hitam dan merah memiliki arti berani, menantang dan kontroversial. Sedangkan putih menggambarkan kejujuran juga ketulusan,” jelasnya.

Untuk koleksi The Frorelt, Tin Nur mengaku terinspirasi dari pencairan gletser akibat pemanasan global sehingga menyebabkan volume air pada bumi meningkat. Busana ini menjadi campaign untuk mengurangi polusi maupun limbah agar pemanasan global semakin berkurang dan menjadikan bumi lebih baik untuk generasi selanjutnya.

Pencairan gletser digambarkan melalui wrinkle pleats dan teknik warna tie dye dan ombre pada busana serta sebagian besar garmen yang memiliki desain oversize.

“Untuk itu, koleksi ini sebagian besar menerapkan konsep zerowaste fashion dengan menciptakan pakaian tanpa memotong kain, sehingga kain tersebut dapat digunakan di kemudian hari. Saya juga memanfaatkan bekas potongan kain dari garmen lain yang dijadikan sebagai detail patchwork pada koleksi,” ujarnya.

Dua busana ini merupakan karya tugas akhir yang mereka kerjakan selama satu semester. Konsepnya menyesuaikan tema besar graduation show FIK Ubaya 2022 yaitu Persona. Tema ini memiliki arti menjadi manusia yang lebih bijak dengan memanusiakan diri sendiri, sesama, dan alam sekitar.

“Pada masa pemulihan pasca pandemi, manusia semakin peka dengan kondisi lingkungan di sekelilingnya. Cara mengungkapkannya pun berbeda-beda karena setiap karakter memiliki kekhasannya sendiri-sendiri. Dari sinilah tercetus ‘Persona’ sebagai tema besar,” ujar penanggung jawab acara, Hany Mustikasari.

Melalui acara graduation show ini, Hany berharap bisa membawa angin segar bagi industri fashion setelah sekian tahun dilaksanakan secara online. “Selain itu, semoga bisa menginspirasi dan mendorong banyak orang untuk melahirkan karya-karya baru di bidang fashion,” pungkasnya.

Sebagai informasi, acara graduation show ini menampilkan 154 karya busana yang dibuat oleh 78 mahasiswa FIK Ubaya dan dibawakan oleh 53 model. Rancangan terbagi menjadi tiga tema kecil yang telah diklasifikasikan menurut dua kelompok busana yang berbeda, yaitu Local Content Design Project dan Evening Gown Design Project, serta satu kelompok khusus untuk karya mahasiswa tugas akhir. (ipl/ted)

Sumber: beritajatim.com (4143)