Kembangkan Wawasan terkait Biomedical Engineering samueldim December 9, 2022

Kembangkan Wawasan terkait Biomedical Engineering

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Program Studi Teknik Elektro Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan webinar dengan tema “Mengenal Bidang Pekerjaan Sebagai Medical Application System Designer: Pengembangan Artificial Intelligence, IoT System, dan Medical Devices” pada Jumat, 9 Desember 2022. Dilaksanakannya webinar ini bertujuan memberikan wawasan kepada para peserta terkait pekerjaan biomedical engineering. Acara ini mengundang dua pembicara, yaitu Nemuel Daniel Pah, S.T., M.Eng., Ph.D., selaku Dosen Teknik Elektro Ubaya dan dr. Jordan Bakhriansyah, Sp.JP., selaku Dosen Universitas Airlangga. Puluhan peserta dari kalangan Ubaya maupun non Ubaya turut berpartisipasi dalam webinar yang digelar secara daring melalui Zoom.

“Ungkapan ‘engineering is the future of medicine’ bukan berarti teknik akan menggantikan kedokteran sehingga dokter tidak perlu ada,” buka Nemuel. Namun, bidang kedokteran akan maju dan berkembang pesat jika didukung oleh engineering. Maka dari itu, Nemuel menjelaskan bahwa biomedical engineering merupakan ilmu kombinasi teknik dan kedokteran yang tidak bisa tergantikan. “Bidang medis berurusan dengan hal-hal yang sangat kecil dan tidak bisa terlihat, seperti sel, bakteri, dan virus,” terang Nemuel. Guna mendeteksi hal tersebut, bidang medis tentu membutuhkan peran engineering yang nantinya akan berdampak pada perkembangan ilmu kedokteran.

Lebih lanjut, Nemuel memaparkan bahwa terdapat berbagai bidang dalam biomedical engineering yang bisa diaplikasikan dalam ilmu kedokteran, seperti mengoperasikan dan mengembangkan alat-alat kesehatan agar dapat diukur secara akurat. ‘Magnetic Resonance Imaging (MRI), Computerized Tomography Scan (CT Scan), dan Rontgen merupakan biomedical imaging, salah satu bidang yang fokus membuat peralatan elektronik sehingga kita bisa melihat bagian tubuh dari luar secara akurat,’ tutur Nemuel. Bahkan di zaman sekarang, telah berkembang pula telemedicine seperti Halodoc. Namun, telemedicine turut memiliki keterbatasan dalam implementasinya. ‘Data-data pribadi terkait medis tidak boleh bocor karena ada bagian tertentu yang tidak bisa diperlihatkan lewat internet,’ jelas Nemuel.

Pembahasan materi banyak menarik pertanyaan dari partisipan pada sesi tanya jawab. Salah seorang partisipan, Evelyn Margaretha dari Fakultas Teknik Ubaya 2021, bertanya, “Apa suka dan duka menjadi medical application system designer dan mungkinkah profesi ini tergantikan oleh robot?” Nemuel menyatakan bahwa sukanya yaitu dapat bekerja di luar teknik elektro, sehingga bisa bertemu banyak orang dan belajar lebih luas. Sedangkan dukanya yaitu lebih banyak hal yang perlu dipelajari, seperti ilmu elektro, biologi, dan kedokteran. ‘Pesan saya, kalau belajar itu jangan tanggung-tanggung. Kalau berkualitas, pasti tidak akan tergantikan,” tutupnya. (mik,dhi/dhi)