Ubaya Ajak Mahasiswa Perdalam Inovasi Melalui UnnoFest samueldim December 2, 2022

Ubaya Ajak Mahasiswa Perdalam Inovasi Melalui UnnoFest

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Universitas Surabaya (Ubaya) terkhusus Ubaya InnovAction Hub (UIH) melanjutkan acara Unnofest: Ubaya Innovaction Festival hari ketiga pada Jumat, 2 Desember 2022. Acara ini diselenggarakan sebagai wadah inovasi bagi mahasiswa Ubaya yang mengambil mata kuliah kewirausahaan dan inovasi. Unnofest hari ketiga menghadirkan berbagai rangkaian acara, seperti talkshow, mini games, serta booth yang menyediakan beragam produk karya mahasiswa Ubaya. Diselenggarakan di sekitar plaza Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) dan Fakultas Farmasi Ubaya, acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan Ubaya dan umum.

Andrio Himawan Wahyu Aji selaku Kepala Bidang Pemasaran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Jawa Timur hadir menyampaikan sambutannya. “Masing-masing dari mahasiswa ini membuat suatu produk startup yang memang di hari ini menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan,” tuturnya. Andrio menyatakan bahwa suatu produk yang menghasilkan dapat dicapai dengan persiapaan yang matang. Menurutnya, persiapan yang dilakukan memerlukan pendampingan yang terstruktur sehingga tidak terjadi salah langkah dan arah dalam me-manage perusahaan. “Jangan membuat usaha berdasarkan ilmu kira-kira. Jadi bapak ibu sekalian, perlu kami sampaikan bahwa banyak orang yang perusahaannya gagal karena mereka pakai ilmu kira-kira,” jelasnya. Maka dari itu, Andrio menekankan pentingnya menentukan target pasar, seperti umur, jenis kelamin, dan tingkat ekonomi ketika membangun startup.

Pada hari ketiga, Unnofest turut menghadirkan Arief Budiono selaku Indonesia Digital Startup Founder dan Roy Baskoro selaku CEO Layanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Naik Kelas dalam talkshow bertajuk “Startup Reducination”. Ariefmenyatakan bahwa perbedaan antara UMKM dan startup dapat ditinjau melalui beberapa hal. “Jadi kalau startup untuk pendanaan biasanya kami menggunakan investor. Mungkin untuk teman-teman UMKM, itu biasanya pendanaan menggunakan perbankan,” jelasnya. Selain itu, Arief juga menyatakan bahwa startup memiliki istilah kolaborasi atau sharing. “Jika kita bicara tentang startup perhotelan, kita tidak harus memiliki gedungnya. Katakanlah kita sebagai pemilik platformnya,” ucapnya.

Seorang peserta bernama Ibu Rosita menyampaikan sebuah pertanyaan pada sesi tanya jawab, “Apa yang harus dilakukan data agar tidak hilang? Menjawab pertanyaan tersebut, Arief menyatakan bahwa jalan keluar dari permasalahan tersebut yaitu big data analytics. “Jadi datanya itu sangat besar Bu, mungkin datanya bukan hanya sedikit tapi sampai bermiliar-miliar. Tapi untuk teman-teman UMKM, apalagi masih sendiri-sendiri sepertinya belum perlu masuk ke data analytic,” tutupnya. (jv/fg2)