Gubernur Lemhannas RI Ajak Mahasiswa Ubaya Berpartisipasi dalam Transformasi Digital samueldim December 1, 2022

Gubernur Lemhannas RI Ajak Mahasiswa Ubaya Berpartisipasi dalam Transformasi Digital

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Pada hari Kamis, 1 Desember 2022, Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Studium Generale 2022-2023 seri kelima. Mengusung tema “Menakar Indonesia ke Depan: Dinamika Kebangsaan yang Bhineka, Teknologi dan Geopolitik”, Ubaya menghadirkan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Andi Widjajanto sebagai narasumber. Studium Generale ini diselenggarakan untuk mengajak para peserta membahas berbagai topik permasalahan nasional. Berlangsung di Ruang Pertemuan lantai 5, Gedung Perpustakaan, Kampus II Ubaya, Tenggilis, setidaknya ratusan mahasiswa, staf, serta dosen dari kalangan Ubaya dan umum berpartisipasi dalam acara ini.

Berbagai drama geopolitik yang akhir-akhir ini bermunculan, seperti kebangkitan Tiongkok disusul dengan rivalitas Tiongkok dan Amerika Serikat membangkitkan kekhawatiran akan perang. “Persoalan tersebut memunculkan sebuah pertanyaan, bagaimanakah dampak perubahan-perubahan tersebut terhadap Indonesia?” buka Dr. Benny Lianto, M.M.B.A.T., Rektor Ubaya, dalam sambutannya. Oleh karena itu, Studium Generale dihadirkan untuk membahas terkait kekhawatiran akan perang atau drama geopolitik sebagai latar belakang pelaksanaan acara ini.

“Misalnya, apa yang harus kita lakukan sebagai bangsa agar tidak terombang-ambing, bahkan tetap bertumbuh di tengah dinamika tidak terprediksi tersebut,” ujarnya. Tidak hanya itu, Benny meletakkan harapannya di Studium Generale seri kelima ini, “Adanya upaya Indonesia untuk berkontribusi dalam pencarian solusi, prevalensi, atau penyeimbangan peta geopolitik dunia demi mengembalikan stabilitas global.”

Membahas dari sudut pandang demografi bangsa, Andi menyebutkan bahwa terdapat dua kelompok yang memiliki peranan besar dalam membentuk demografi yang kuat, yaitu digital native dan wanita. “Teman-teman kita yang berusia 10 hingga 35 tahun akan menjadi kunci bonus demography,” paparnya. Tidak hanya itu, Andi menjelaskan bahwa penduduk Indonesia yang berada di usia tersebut adalah generasi yang juga diharapkan dapat menguasai dan mengembangkan transformasi digital ke depannya. “Jangan sampai ada generasi dari teman-teman sekalian yang takut bahkan anti dengan digital,” tungkas Andi.

Sedangkan kelompok kedua yang menjadi penentu kualitas bonus demography adalah para wanita. Pada saat ini, populasi perempuan di Indonesia berada pada angka 49.95 persen. “Saya senang melihat ruangan hari ini dipenuhi oleh banyak teman-teman mahasiswi. Ini merupakan wujud peningkatan kualitas yang tepat oleh Ubaya,” tutup Andi. (mon/jel,fg2)