Cerita KSPB Ubaya, Dari Pelatihan di SLB Malang hingga Gempa Cianjur samueldim November 27, 2022

Cerita KSPB Ubaya, Dari Pelatihan di SLB Malang hingga Gempa Cianjur

Universitas Surabaya (Ubaya) berkomitmen untuk berkontribusi terhadap masyarakat sekitar. Salah satunya melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok Studi Psikologi Bencana (KSPB) Ubaya. Bersama dengan mahasiswa yang mengambil kuliah Manajemen Pengurangan Risiko Bencana, KSPB Ubaya mengadakan kegiatan simulasi siaga bencana bagi beberapa sekolah SLB di Malang, serta dengan bantuan alumni Fakultas Psikologi Ubaya memberikan pendampingan psikologis kepada korban gempa bumi Cianjur
Kegiatan pelatihan bagi SLB dimulai sejak Juli hingga November 2022. “Ini untuk melatih kepedulian dan kesetaraan dalam pengurangan risiko bencana bagi siswa berkebutuhan khusus,” ungkap Dr. Listyo Yuwanto, S.Psi., M.Psi., selaku Koordinator KSPB Ubaya. Dosen Fakultas Psikologi Ubaya ini menerangkan bahwa ada banyak kegiatan yang dilakukan, mulai dari pemasangan jalur evakuasi dan titik kumpul, memberikan materi pendidikan bencana pada guru dan anak berkebutuhan khusus, simulasi gempa bumi, dan simulasi pemadaman kebakaran.
Listyo menuturkan bahwa pemilihan lokasi Malang karena termasuk area rawan bencana gempa bumi. Pelatihan ini dilaksanakan di YPAC Malang, SLB Idayu I Malang, SLB Sumber Darma Malang. Salah satu pengajar Manajemen Pengurangan Risiko Bencana ini juga menuturkan bahwa program atau manajemen pengurangan risiko bencana tidak efektif tanpa partisipasi kelompok rentan. ‘Partisipasi anak berkebutuhan khusus dalam setiap tahapan pengurangan risiko bencana diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana,” jelasnya.
Beberapa waktu terakhir, KSPB Ubaya yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni Fakultas Psikologis Ubaya memberikan pendampingan psikologis kepada korban gempa bumi Cianjur. Listyo menerangkan kegiatan yang dilakukan adalah psychological first aid yang terbagi dalam tahap psychological health.
“Kami memberikan bantuan makanan, minuman, tenda, obat-obatan, dan lampu penerangan darurat. Karena dalam situasi seperti ini, mereka lebih mengutamakan bagaimana caranya bertahan hidup,” jelasnya. Listyo menambahkan, tim KSPB yang tidak turun ke lapangan juga memberikan dukungan dalam bentuk monitoring cuaca, monitoring gempa, dan penggalangan donasi.
Sebelum melakukan penanganan, dilakukan koordinasi terlebih dahulu secara internal dan eksternal dengan relawan lokal untuk membuat jaringan. “Sebagai wujud terima kasih kami pada relawan lokal, kami akan memberikan pendampingan psikologis juga untuk mereka,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, KSPB mewakili Ubaya menyampaikan rasa duka mendalam atas terjadinya bencana gempa bumi yang dialami masyarakat Cianjur. Listyo berharap, seluruh elemen masyarakat di Indonesia bersama pemerintah dapat saling bahu membahu untuk menangani bencana ini. (sml,el/ist)