Memandang Realita untuk Mencegah Kematian Ilmu Akuntansi samueldim November 25, 2022

Memandang Realita untuk Mencegah Kematian Ilmu Akuntansi

Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) dan beberapa universitas di Indonesia lainnya berkolaborasi dengan Peneleh Research Institute menyelenggarakan seminar yang bertajuk “The 4th International Conference on Religious and Cultural Sciences Call for Papers”. Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan terkait critical accounting research serta pentingnya mengetahui bahwa ilmu akuntansi mulai mengalami kematian. Diadakan pada Kamis, 24 November 2022, seminar ini mengundang dua narasumber yakni Dr. Ari Kamayanti selaku Director ofPeneleh Research Institute dan Dr. Aida Sy selaku Professor of Farmingdale State College School of Business. Setidaknya puluhan peserta dari kalangan umum turut hadir dalam seminar yang diadakan secara online melalui Zoom Meeting.

Ari membuka diskusi dengan mengulas seputar critical accounting research. Ia menyatakan bahwa critical accounting research mungkin dapat mengalami kematian. Menurut Ari, hal tersebut terjadi karena critical accounting research kerap kali membahas isu-isu yang dihindari oleh sebagian besar orang. “Walaupun banyak dihindari, sebenarnya critical accounting menarik karena membahas tentang neoliberalisme, gender, dan lain-lain,” tuturnya.

Tidak hanyacritical accounting research, Ari juga membahas terkait kematian ilmu akuntansi. Ari mengatakan bahwa ilmu akuntansi dapat mengalami kematian ketika tidak dapat beradaptasi dengan perubahan serta tidak dapat bermanfaat karena terpisah dari nilai-nilai ideal. Menurutnya, salah satu alasan yang dapat mendorong kematian ilmu yaitu pengembangan sebuah ilmu hanya dengan menggunakan satu holy grail. “Misalnya hanya menggunakan positivisme, itu merupakan satuholy grail,” ucapnya. Hal tersebut dikarenakan satu holy grail hanya menjelaskan satu pendekatan sehingga tidak ada cara lain untuk melihat realita lainnya. “Kita hidup di bidang yang kompleks dan sangat maju. Ketika hanya berpegang hanya pada satu pendekatan maka dapat menyebabkan kematian ilmu,” jelas Ari.

Lebih lanjut, Ari menjelaskan bahwa ilmu akuntansi juga dapat dianggap mengalami kematian ketika tidak dapat memberikan ‘the true purpose’. “Menurut saya, matinya ilmu akuntansi bukan hanya tentang stagnasi perkembangan akuntansi, tetapi juga ketika gagal memerdekakan masyarakat yang terpinggirkan dan menjadi senjata untuk menjajah suatu bangsa,” ucap Ari. Maka dari itu, the true perpose’ turut memegang peranan yang penting. “Dengan ‘the true purpose’, kita akan diingatkan bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk membantu masyarakat dengan menyediakan suatu ‘rumah’ dan society bagi mereka,” tutup Ari. (yla,jv)