Peluang 3D Printing untuk Bisnis pada Generasi Muda samueldim November 22, 2022

Peluang 3D Printing untuk Bisnis pada Generasi Muda

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur bekerja sama dengan Perseroan Terbatas (PT) Guna Tekno Kreasi pada Selasa, 22 November 2022 untukmengadakan talkshow bertema “Technopreneurship 3D Printing”. Kevin Brice Sianggara selaku Tim Research and Development (RnD) PT Guna Tekno diundang sebagai pemateri. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan three-dimentional (3D) printing kepada generasi muda sebagai salah satu pilihan dalam berbisnis di era saat ini. Kegiatan diselenggarakan di Gedung Serbaguna Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Ubaya dengan puluhan mahasiswa/i Ubaya dan umum sebagai peserta.

Membuka diskusi, Kevin menjelaskan bahwa 3D printing merupakan proses mencetak suatu gambar yang telah didesain sebelumnya. “Jadi 3D printing ini berangkat dari ide yang awalnya hanya bisa digambar secara digital kemudian dihasilkan dalam bentuk cetak, sehingga memiliki nilai jual,” papar Kevin. Menurutnya, hasil dari 3D printing berbeda dengan manufaktur lainnya. Perbedaan itu terletak pada produk yang bersifat unik karena 3D printing menghasilkan barang yang lebih detail. Oleh karena hasilnya yang mendetail, produk yang dihasilkan melalui 3D printing pun bersifat lebih limited atau terbatas. “Hasil 3D printing itu tidak kaku karena memiliki engsel-engsel yang mendetail,” ucapnya.

Lebih lanjut, Kevin menuturkan bahwa hasil dari 3D printing dapat digunakan untuk berbagai macam hal. Salah satu contoh dari hasil 3D printing adalah pembuatan cetakan. Menurut Kevin, pembuatan cetakan dari 3D printing berguna memangkas biaya yang diperlukan untuk membuat suatu produk. “Selain memangkas biaya yang diperlukan, 3D printing juga dapat mempersingkat waktu pembuatan,” jelasnya.

Menjelang akhir acara, salah satu peserta bernama Syariifah Khoirunnissa dari Fakultas Psikologi Ubaya angkatan 2022 mengajukan pertanyaan. “Langkah apa yang harus dilakukan ketika terjadi error saat proses 3D printing?” tanyanya. Menjawab pertanyaan Syarifah, Kevin berpendapat bahwa solusi atas kendala yang terjadi tergantung dari jenis permasalahan dan bahan yang digunakan. Salah satu contoh gangguan yang disebutkan Kevin yaitu pada saat mati listrik. Menurutnya, apabila cetakan 3D printing berbahan resin, maka prosesnya harus diulang karena hasilnya yang bersifat cenderung keras dan kaku. Sementara itu, apabila cetakannya berbahan filamen, maka proses printing tidak perlu diulang karena hasil teksturnya menyerupai lem tembak. “Meskipun demikian, jika suhu teksturnya telah dingin setelah listrik menyala, maka proses printing harus tetap diulang,” tegas Kevin.(SV1,dhi/dhi)