Tanaman untuk Obat Herbal Tangani Bisa King Kobra samueldim November 13, 2022

Tanaman untuk Obat Herbal Tangani Bisa King Kobra

Surabaya – Ular jenis King Kobra menewaskan tuannya, seorang pawang ular warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Trenggalek bernama Imam Rokhani (49). Di Indonesia belum ada penelitian terkait obat herbal untuk menangani gigitan ular.
Namun, dari sejumlah penelitian yang dilakukan di luar negeri, ada sejumlah tanaman herbal yang diteliti sebagai obat penawar bisa ular. Yakni kumis kucing dan mangga.
‘Kalau herbal sebenarnya di Indonesia penelitiannya masih sedikit. Paling banyak melakukan penelitian herbal untuk bisa ular di India dan Thailand. Tanaman yang paling sering kumis kucing, mangga, dan beberapa lainnya,’ kata Dosen Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Marisca Evalina Gondokesumo kepada detikJatim, Minggu (30/10/2022).
Menurutnya, tanaman itu sebenarnya juga bisa digunakan sebagai antiseptik dan antiinflamasi. Di antaranya untuk menyembuhkan bengkak dan lebam, tapi untuk meredakan gejalanya saja, belum sampai mengobati.
‘Kalau untuk bisa ular, kan, tanaman banyak senyawa aktif harus diisolasi. Senyawa mana yang paling berpotensi dari tanaman untuk dicobakan sebagai bisa ular,’ ujarnya.
Penelitian tanaman herbal untuk membantu proses penyembuhan gigitan ular juga melalui sejumlah tahapan. Pertama invinito dengan program diprediksi seberapa bisa dan sebagainya, kedua invitro dengan sel dan sebagainya, terakhir dengan invivo hewan coba.
Ia menjelaskan, setelah digigit ular, orang membutuhkan pertolongan pertama imobilisasi atau keadaan di mana seseorang mengalami keterbatasan gerak karena gangguan organ tubuh.
Artinya, penanganan bukan dengan cara dibuntal melainkan dengan diberi kayu di tempat gigitan agar orang itu tidak menggerakkan bagian tubuhnya.
‘Bila perlu digendong dibawa ke dalam kendaraan, kemudian dibawa ke RS. Karena kalau dia panik dan banyak bergerak, bisa ular itu akan melumpuhkan otot,’ ujarnya.
Selain itu dibutuhkan serum anti bisa ular (SABU) untuk melakukan penanganan terhadap orang yang menjadi korban gigitan ular berbisa.
‘Misalnya sudah masuk dan panik, racunnya masuk ke dalam peredaran darah. Apalagi racun king kobra ini neurotoksin bisa melumpuhkan otot, menyerang ke saraf, terutama henti jantung dan henti napas,’ ujarnya.
Di Indonesia sendiri yang memiliki SABU hanya di RS dan jarang di puskesmas. Padahal, kebanyakan orang saat mengalami sakit dibawa ke puskesmas lebih dahulu, karena jarak ke RS cukup jauh.
‘RS jauh, panik dan cepat masuk peredaran darah. Ke RS juga lama, butuh waktu. Di daerah terpencil membawa ke RS sudah butuh waktu. Antivenom atau SABU di RS Indonesia paling sering dipakai merek Bio SAVE serum SABU polivalen. 1 vial bisa untuk 3 jenis ular, salah satunya kobra,’ ujarnya.
Akan tetapi, SABU yang paling bagus adalah SABU yang ada di Thailand. Ada pun SABU di Thailand itu adalah jenis monovalen, yang hanya khusus untuk ular king kobra.
‘Karena pengetahuan masyarakat tentang ular masih awam, kadang ular habis gigit lari dan pasien tidak tahu digigit ular apa, jadi dikasih yang tipe polivalen. Kalau monovalen harus tahu kalau king kobra,’ pungkasnya.
Sumber: detik.com