Peran Apoteker dalam Mengatasi Masalah Stunting pada Anak samueldim November 5, 2022

Peran Apoteker dalam Mengatasi Masalah Stunting pada Anak

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Sabtu, 5 November 2022 Himpunan Seminat Farmasi Masyarakat (Hisfarma) bersama Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan Masyarakat (Hisfarkesmas) dan Asosiasi Apoteker Pemilik Sarana Apotek (A2PSA) Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) dan Seminar. Dengan mengambil tema “Pharmacists’ Role in Improving Patients’ Health Care”, acara ini bertujuan memberikan informasi terkait peran apoteker dalam mendukung pertumbuhan anak. Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu: Jack Loloin sebagai CEO Trinity Academia yang membahas materi “Peluang Pharmapreuner di Era Digital”, apt. Sylvi Irawati, M.Farm-KLIN., Ph.D., sebagai Dosen Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) yang memaparkan materi “Nutrisi Tumbuh Kembang Anak: KIE dan Terapinya”, serta dr. Samlek E. Sunbanu, M.Sc., Sp.A., yang membawakan materi “Tumbuh Kembang Anak dan Nutrisinya”. Berlangsung secara daring melalui Zoom dan luring di Hotel Sotis Kupang, acara ini dihadiri ratusan peserta dari kalangan apoteker di seluruh Indonesia.

“Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mempunyai pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang dengan tujuan agar balita dan anak prasekolah dapat bertumbuh serta berkembang secara optimal,” jelas Sylvi. Pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat gangguan penyimpangan yang bisa terjadi, khususnya pada anak yang bertubuh pendek dan sangat pendek yaitu stunting. Guna menangani gangguan tersebut, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting. “Gangguan pada anak pendek atau kerdil dapat terjadi bila anak gagal tumbuh pada usia di bawah lima tahun. Hal ini disebabkan oleh kurangnya gizi kronis dan infeksi berulang saat masih janin hingga anak berusia 23 bulan,” tutur Sylvi.

Selain itu, Sylvi juga memberi penjelasan mengenai penyebab terjadinya stunting pada anak.“Stunting dapat disebabkan oleh penyakit dan kurangnya asupan makanan,” ujarnya. Menurut Sylvi, kurangnya asupan makanan biasanya disebabkan oleh makanan yang kurang beragam, suplementasi mikronutrien (zat gizi mikro), dan menyusui. Air Susu Ibu (ASI) penting untuk tumbuh kembang balita dan memiliki manfaat mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes, asma, serta radang saluran cerna bagian bawah. Dalam hal ini, apoteker dapat memikirkan solusi yang tepat untuk menangani dan mencegah stunting. Apoteker dapat menjadi komunikator, informator, serta edukator tentang dukungan pemberian ASI, seperti memberi informasi terkait manfaat ASI dan tips memilih susu formula (sufor) yang sesuai. “Dalam susu formula itu minimal mengandung komponen air, karbohidrat, protein, serta lemak dalam jumlah yang direkomendasikan, termasuk besi dan vitamin D,” tambah Sylvi.

Setelah pemaparan materi, sesi tanya-jawab pun dibuka. Salah satu peserta bertanya tentang, “Bagaimana tips memilih sufor yang tepat untuk anak?” Sylvi memberi tanggapan, “Secara teoritis, kandungannya beragam selama anaknya tidak ada rekomendasi dari ahli gizi atau dokter untuk mengatasi kondisi tertentu. Jadi seharusnya tidak ada keharusan untuk memilih sufor tertentu,” jawabnya. Sylvi turut mengatakan bahwa apabila anak memiliki alergi laktosa, maka dapat diberikan susu soya serta dilakukan penyesuaian rasa dengan selera anak.(RE2,dhi/vnd)