Untuk Redam Dampak Resesi, Ini Kata Pakar samueldim October 27, 2022

Untuk Redam Dampak Resesi, Ini Kata Pakar

SURABAYA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat membuka pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat (AS) menyampaikan bahwa dunia dalam situasi bahaya.
‘Kita bertemu lagi ketika situasi ekonomi global menjadi lebih menantang dan saya tidak merasa berlebihan untuk mengatakan dunia dalam keadaan bahaya.’ ungkapnya dalam pertemuan yang disiarkan melalui akun Youtube Bank Indonesia, Kamis (13/10).
Menanggapi hal tersebut, pakar ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan bahwa memang saat ini banyak negara memang berada di bawah ancaman resesi akibat mayoritas suku bunga acuan dunia yang berada di bawah tingkat inflasi.
‘Data dari Trading Economics, 75 persen suku bunga acuan negara-negara di dunia berada di bawah tingkat inflasi. Artinya secara Time Value of Money, nilai nominal dan real uang sudah minus karena tergerus oleh inflasi. Artinya perekonomian dunia sudah tidak sehat dan selanjutnya berpotensi menimbulkan kemiskinan secara bersamaan.
Dia menambahkan, meskipun turut merasakan dampak gelombang inflasi, ia berharap kondisi RI tidak sedalam negara lain karena telah memiliki modal swasembada beras, rencana pengembangan subtitusi impor, serta ekspor komoditas.
Untungnya keadaan Indonesia sekarang relatif lebih baik. Yang perlu dilakukan adalah menjaga sustainability berbagai komoditas ekspor seperti batu bara, CPO, dan lain-lain. Untuk pangan, kita juga sudah swasembada beras dalam tahun-tahun terakhir, dan sedang meningkatkan produksi jagung dan kedelai. Selain itu program subtitusi jelas harus diwujudkan. Karena mayoritas masyarakat kita suka makan mie yang bahan dasarnya gandum dari impor. Maka pengembangan sorgum harus terus ditingkatkan untuk mengganti kebutuhan impor kita,’ tuturnya.
Sumber: koran-jakarta.com