Beri Persiapan Hadapi Dunia Kerja Sedari Mahasiswa samueldim October 8, 2022

Beri Persiapan Hadapi Dunia Kerja Sedari Mahasiswa

Bright Start, Bright Future” sebuah tema dari acara yang diselenggarakan oleh Maritime Logistics Club (MLC) pada Jumat, 7 Oktober 2022. Berkolaborasi dengan Kelompok Studi Mahasiswa Teknik Industri (KSM TI) serta PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL), acara ini bertujuan memberikan pengetahuan serta informasi kepada mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) agar siap masuk ke dalam dunia kerja. Acara ini mengundang narasumber, yaitu Febrian Darmadi selaku Human Capital Manager PT SPIL. Setidaknya ratusan peserta dari berbagai angkatan mahasiswa Ubaya turut berpartisipasi dalam webinar yang digelar secara daring melalui Zoom.

Febrian membuka acara ini dengan membahas tentang Capital Human. Febrian mengatakan bahwa suatu bisnis atau industri tidak dapat berjalan tanpa ada manusia di belakangnya, meskipun banyak bisnis atau industri yang menggunakan robot, peran manusia tidak dapat tergantikan. “Hal yang tidak dapat digantikan oleh robot adalah kemampuan manusia dalam berpikir dan kreativitas karena pada dasarnya robot itu memiliki kemampuan yang terbatas,” ujar Febrian. Oleh karena itu, manusia sering kali disebut sebagai aset sehingga hal tersebut yang mencetuskan sebuah perusahaan memiliki Human Capital Manager.

Selain itu, Febrian juga memaparkan terkait strategi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menyambut dunia kerja. Febrian memberikan empat indikator yang dapat meningkatkan kompetensi, yakni belajar, magang, pengalaman, dan organisasi yang dapat diperoleh selama menjadi mahasiswa. “Tidak bisa dipungkiri bahwa Ubaya memegang peranan penting untuk melahirkan angkatan kerja yang kompeten, yakni dengan memiliki kurikulum-kurikulum dengan standar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),” ujar Febrian. Tidak hanya itu, Febrian mengapresiasi pemerintah yang telah menyelenggarakan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) sehingga mahasiswa turut aktif andil dalam dunia kerja dengan mengikuti kegiatan magang, “Melalui program ini mahasiswa dapat mengerti kondisi kerja yang sesungguhnya dan dapat menguasai kemampuan baru,” ujar Febrian.

Indikator pengalaman juga dapat tercapai dengan adanya program magang ini, karena mahasiswa memiliki pengalaman yang lebih luas terkait dunia kerja yang dilakukan bersamaan dengan kuliah. Indikator terakhir, yakni organisasi, Febrian menceritakan pengalamannya terkait hard skill dan soft skill yang dapat meningkat dengan mengikuti organisasi. “Saya merupakan orang yang tertutup dan tidak berani bicara di depan umum, namun setelah terus berlatih melalui organisasi, kemampuan berkomunikasi menjadi lebih baik,” lanjutnya.

Pembahasan materi dari Febrian mengundang banyak perhatian partisipan untuk bertanya. Seorang partisipan yakni Nicholas Chandra, mahasiswa Fakultas Teknik melontarkan sebuah pertanyaan, “jika IPK terakhir kurang dari 3.00, namun soft skill dan experience yang dibutuhkan perusahaan terpenuhi apakah akan menjadi pertimbangan perusahaan untuk diterima?” Menjawab pertanyaan tersebut Febrian menjelaskan bahwa IPK di bawah 3.00 masih bisa dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan.“Namun, belajar merupakan salah satu parameter untuk mengukur seberapa besar tanggung jawab sebagai mahasiswa,” tutup Febrian.(yla,mon)