​​Dialog Kebangsaan Day 4, Bahas Tantangan yang Dihadapi Indonesia samueldim September 30, 2022

​​Dialog Kebangsaan Day 4, Bahas Tantangan yang Dihadapi Indonesia

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Universitas Surabaya (Ubaya) terkhusus Departemen Pengembangan Karakter Kebangsaan, Multikultur, dan Interprofesional (PKKMI) melanjutkan rangkaian kegiatan Kuliah Tamu dan Dialog Kebangsaan hari keempat pada Kamis, 29 September 2022. Kuliah Tamu merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan Ubaya terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mengangkat tema “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Cepat”, kegiatan di hari keempat bertujuan untuk menambah wawasan partisipan terkait masalah kebangsaan. Kegiatan ini menghadirkan Dr. Freddy Poernomo, S.H., M.H., selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur sebagai narasumber. Dilaksanakan secara offline di Ruang Serbaguna Perpustakaan Lt. 5 Ubaya Tenggilis, kegiatan diikuti ratusan partisipan dari kalangan Ubaya.

Freddy membuka sesi diskusi dengan menjelaskan visi Indonesia pada tahun 2045 yakni pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). “Guna mewujudkan hal itu, ke depannya kita harus bekerja keras apalagi semua pekerjaan saat ini sudah berbasis teknologi,” katanya. Freddy menambahkan bahwa visi Indonesia terkait pembangunan SDM sudah mulai diterapkan di Jawa Timur. “Pada awalnya ada 62 dinas dan badan yang kemudian kita kurangi menjadi 48 dengan segala konsekuensinya. Kita tidak mengangkat pejabat baru tetapi memaksimalkan pejabat yang ada,” jelasnya.

Dalam penyampaian materinya, Freddy juga memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia, salah satunya pemerataan pembangunan. Menurutnya, saat ini seluruh daerah di Indonesia telah diberikan keleluasaan untuk melakukan pembangunan. “Maka dari itu, dilakukan bagi hasil keuangan negara terkait bagian yang menjadi kewenangan pusat dan daerah,” tuturnya. Freddy turut menuturkan terkait meningkatnya tingkat pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Kita sekarang bersyukur infrastruktur dari Sumatera sampai Papua sudah menyambung walaupun belum sempurna. Tentunya, pembangunan juga memerlukan proses dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran,” tambahnya.

Tidak hanya pembangunan dalam bentuk fisik, Freddy menekankan pentingnya melakukan pembangunan pada manusia. “Jangan sampai semua penduduk berada di pulau Jawa. Ibaratnya Jawa adalah kapal induk yang sudah terlalu berat muatannya,” katanya. Guna mengatasi hal tersebut, Freddy menuturkan bahwa program Pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) baik untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan pembukaan kawasan baru juga dapat membuka ekonomi yang baru. “Supaya masyarakat yang di jawa ini bisa tertarik ke wilayah yang baru sehingga penduduknya lebih merata,” tutupnya. (jv)