Kolabpreneur Day 2: Bangkitkan Semangat Inovasi dari Permasalahan Sekitar samueldim September 23, 2022

Kolabpreneur Day 2: Bangkitkan Semangat Inovasi dari Permasalahan Sekitar

Reportase Warta Ubaya @wartaubaya

Pada 22-25 September 2022, WU Hub dan Krevasi mengadakan rangkaian acara Kolabpreneur Jawa Timur 2022 dengan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional. Pada edisi kali ini, Universitas Surabaya (Ubaya) berkesempatan menjadi tuan rumah bagi Kolabpreneur Jawa Timur 2022. Salah satu bagian dari acara Kolabpreneur, yaitu Hackathon, dilaksanakan pada Jumat, 23 September 2022. Dalam Hackathon, terdapat sesi “Ideation Discovery” yang dibawakan oleh Amir Baihaqi, S.Si. selaku Manajer Inkubasi Bisnis Pens Sky Venture dan Dr. Ir. I Ketut Gunarta, M.T. selaku Direktur PT ITS Tekno Sains. Kegiatan ini diadakan secara offline di Gedung Perpustakaan Lt. 5 Universitas Surabaya dan dihadiri hingga puluhan peserta.

“Surabaya sedang menghadapi cukup banyak permasalahan hingga saat ini, terutama dari sisi lingkungan,” tutur Amir membuka materi mengenai permasalahan lokal di Surabaya. Permasalahan-permasalahan lingkungan meliputi gas rumah kaca, perubahan iklim, dan juga sampah. “Permasalahan lingkungan ini memengaruhi kehidupan dan mata pencaharian banyak orang, contohnya para petani. Mereka sering mengalami gagal panen karena perubahan iklim dan cuaca yang semakin tidak dapat diprediksi,” jelas Amir. Oleh karena itu, diperlukan inovasi hijau atau green innovation demi mengatasi permasalahan lingkungan di Surabaya. “Saya harap generasi muda akan menjadi solusi dari berbagai permasalahan lingkungan yang kita hadapi sekarang,” tutup Amir.

Gunarta, yang membawakan materi mengenai berbagai tahapan dan jenis inovasi mengatakan bahwa Surabaya memiliki berbagai tantangan atau challenge. “Tantangan tersebut merupakan kesempatan bagi para inovator untuk menawarkan sebuah solusi,” ujarnya. Menurut Gunarta, sebuah inovasi yang baik harus memiliki struktur yang jelas. Oleh karena itu, ia membagi tahapan inovasi menjadi empat tahap. “Pertama adalah menyesuaikan dan mengenali berbagai tantangan serta permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujarnya. Setelah mengenali tantangan atau permasalahannya, para inovator diharapkan untuk mencari ide dan solusinya. “Kemudian, ide ini dikembangkan menjadi sebuah produk uji atau protoype,” jelas Gunarta. Langkah yang terakhir yaitu scale up atau komersialisasi dari inovasi. “Dengan demikian, inovasi yang kita miliki akan terealisasi dan tidak hanya menjadi sebatas ide,” tutup Gunarta. (cbw)