Kolaborasi Ubaya Dan Pemprov NTT Untuk Kembangkan Riset dan Industri samueldim September 22, 2022

Kolaborasi Ubaya Dan Pemprov NTT Untuk Kembangkan Riset dan Industri

Foto: Staf Khusus Gubernur Bidang Pendidikan Provinsi NTT Prof. Willi Toisuta; Kontributor berita: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Surabaya.

Universitas Surabaya (Ubaya) diajak untuk mengembangkan industri yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ajakan itu disampaikan oleh Staf Khusus Gubernur Bidang Pendidikan Provinsi NTT Prof. Willi Toisuta kepada segenap sivitas akademika Ubaya pada Selasa (20/09/2022) di Ruang Pertemuan A, Gedung International Village, Kampus Ubaya Tenggilis.

Pada pertemuan tersebut dari Ubaya hadir pimpinan Ubaya yaitu Rektor Ubaya Dr. Benny Lianto, M.M.B.A.T., Wakil Rektor I Ubaya, Dr. rer nat Maria Gorreti Purwanto, Dekan Fakultas Farmasi Dr. Farida Suhud, Dekan Fakultas Teknobiologi Dr. rer nat Sulistyo Emantoko, Sekretaris LPPM Dr. Hazrul Iswadi, Wakil Dekan Fakultas Teknik Dr. Susila Candra dan beberapa pimpinan unit lain. Juga hadir beberapa dosen peneliti di lingkungan Ubaya yang terkait dengan topik-topik penelitian yang dibicarakan khusus pada pertemuan tersebut.

Prof Willi mengajak Ubaya untuk turut serta mengembangkan riset dan industri di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang muaranya nanti dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi NTT. Program riset yang dikembangkan diharapkan pada topik-topik penelitian yang aplikatif dan sangat berguna bagi masyarakat Provinsi NTT. Sedangkan industri yang dikembangkan harus berbasis sumber daya lokal dan dilaksanakan sepenuhnya oleh putra-putri daerah Provinsi NTT.

Topik-topik penelitian yang aplikatif dan berguna bagi masyarakat Provinsi NTT antara lain Biosecurity, Farmakologi, dan Energi Terbarukan. Pada topik Biosecurity, topik penelitian seperti sistem early warning terhadap penyebaran penyakit menular pada sapi dan udang sangat diperlukan oleh NTT untuk menjaga kestabilan produk peternakan yang banyak tersebar di Provinsi NTT. Untuk topik Farmakologi adalah topik yang terkait dengan tanaman di Provinsi NTT yang berpotensi menjadi tanaman herbal. Sedangkan untuk energi terbarukan, Provinsi NTT sangat prospek untuk menjadi lumbung untuk memanen energi surya, berdasarkan laporan dari United Nation pada tahun 2017.

“Kami mengajak Ubaya mengembangkan riset-riset tersebut on the spot di NTT, sehingga hasil penelitian yang diperoleh untuk topik-topik di atas benar-benar langsung dapat dipakai di NTT, tidak meng-awang-awang. Ubaya dapat membangun science technopark di NTT,” demikian harapan Prof. Willi terhadap riset yang dapat dikembangkan di NTT.

Sedangkan untuk industri yang dikembangkan di NTT, Prof. Willi mengajak Ubaya dapat mengambil aspek peningkatan sumber daya manusia yang kompeten untuk mengembangkan industri di NTT, sehingga putra-putri lokal NTT tidak hanya sekedar mengisi pekerjaan level tukang di industri yang ada di NTT, tapi dapat mengisi pekerjaan level manajer ke atas. Diharapkan industri yang ada di NTT tidak hanya sekadar menguras sumber daya alam dan masyarakat NTT hanya sebagai daerah pemasaran, tapi putra-putri NTT juga dapat menjadi pemain dari industri tersebut dan mampu melakukan penetrasi pasar ke daerah lain atau internasional.

“Salah satu entry point di bidang energi terbarukan adalah pelatihan untuk solarpreneur bagi putra-putri NTT. Kemampuan solarpreneur pada pemuda NTT diharapkan dapat menjadikan energi tenaga surya yang akan dibangun besar-besaran di NTT dapat menjadi keuntungan dan lahan bisnis baru bagi pemuda NTT. Tidak lupa juga bahwa peningkatan kompetensi putra-putri NTT dapat juga ditingkatkan dengan mengirimkan mereka kuliah di Ubaya, terutama pada riset dan industri yang dikembangkan oleh Ubaya di NTT,” demikian harapan Prof. Willi.

“Kami berterima kasih atas ajakan dari Provinsi NTT yang berarti bahwa Ubaya diperhitungkan kemampuan riset dan pengembangan inovasinya. Kami menganggap ajakan dari Provinsi NTT merupakan tantangan untuk dapat direalisasikan.” demikian tanggapan Benny atas ajakan Prof. Willi.

“Tantangan yang diberikan oleh Provinsi NTT dapat ditangani dengan menggunakan skema-skema hibah penelitian dan pengabdian seperti matching fund. Grand design dari pengembangan penelitian dan industri di Provinsi NTT dapat di-break down menjadi topik-topik penelitian yang realistis dijalankan dalam waktu per tahun, sehingga dapat diajukan di-hibah matching fund.” usul Hazrul terkait tindak lanjut yang dapat dilakukan segera terhadap ajakan di atas.

Pada pertemuan tersebut, tim-tim yang terkait dengan biosecurity, farmakologi, dan energi terbarukan secara berturut-turut menjelaskan hal-hal apa saja yang telah dilakukan di Ubaya yang sekiranya dapat dikembangkan lebih lanjut di NTT. Atas pemaparan perwakilan tim-tim dari topik-topik penelitian di atas, Prof. Willi menyatakan kegembiraan dan optimismenya bahwa topik-topik tersebut akan dapat dilakukan di NTT mengingat relevansi dan urgensinya yang tinggi di Provinsi NTT.

Dalam waktu dekat Ubaya dan NTT akan menandatangani MoU terkait dengan kerja sama yang akan dilakukan terkait dengan pengembangan riset dan industri di NTT tersebut. Kemudian segera diikuti langkah konkret membuat PKS untuk menindaklanjuti MoU. (Hazrul Iswadi)