Ubaya Bahas Transformasi Digital di Industri Herbal samueldim August 9, 2022

Ubaya Bahas Transformasi Digital di Industri Herbal

Universitas Surabaya (Ubaya) berkomitmen untuk tetap memberi ide dan gagasan yang bermanfaat untuk masyarakat. Salah satunya melalui kegiatan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Ubaya, yang mengadakan Seri Edukasi Masyarakat. Hari ini, 9 Agustus 2022, seminar yang dilaksanakan melalui zoom ini membahas mengenai Transformasi Digital Herbal dan mengundang 3 narasumber yang ahli pada bidangnya.

Narasumber pertama Dr. Oeke Yunita, S.Si., M.Si., Apt., Dosen Fakultas Farmasi Ubaya membahas mengenai “Digitalisasi Informasi Herbal untuk Dunia Bisnis dan Industri”. Oeke pun mengawali dengan mengajak peserta untuk mengingat-ingat masa awal pandemi. “Ketika belum ada obatnya, langsung memburu obat-obat tradisional,” terang Oeke. Ia pun juga menyoroti fakta bahwa banyak sekali bahan yang diburu hingga stok kosong dan harga naik, juga banyaknya informasi yang tidak benar terkait jamu-jamu. “Positifnya, eksistensi obat tradisional meningkat karena semakin dipakai, diburu, dan dicari. Tapi ada disinformasi dan misinformasi,” ungkap Oeke.

Oeke pun melihat bahwa hal ini sangatlah berbahaya, karena jika obat tidak digunakan sesuai aturan pakai justru lebih berbahaya. “Banyak juga yang cari info lewat internethellip;namun seperti mencari jarum dalam jerami,” terang Oeke. Sulit untuk menemukan hal yang sebenarnya. Sehingga ia dan timnya tergerak untuk menelusuri lebih jauh dan ingin mengkompilasi informasi yang lebih lengkap secara digital. Hal ini juga tertuang dalam startup besutannya, Jamoetics (https://jamoetics.com/), yang berkomitmen untuk memberi informasi bahan baku obat tradisional bersumber dari Monograf dan literatur ilmiah. Informasi ini diharapkan akan membantu individu dan para pelaku usaha.

Narasumber kedua, Alfian Hendra Krisnawan, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku Dosen Farmasi Ubaya pun mengajak peserta untuk lebih kreatif dalam mengelola produk, khususnya produk herbal. Melalui tema “Diversifikasi Produk Herbal untuk Memperluas Target Pemasaran Digital”, Alfian pun menjelaskan bahwa variasi produk adalah salah satu cara memenuhi permintaan konsumen. “Ada tiga strategi diversifikasi, konsentris, horizonal, dan konglomerasi,” jelasnya. Ia pun menerangkan bahwa yang banyak dilakukan untuk industri herbal adalah konsentris dan horizonal. Konsentris lebih berfokus pada satu bentuk namun ada diversifikasi proses di dalamnya, sementara horizonal lebih berfokus pada hasil olahan yang beragam untuk menciptakan pangan fungsional.

Selanjutnya, Hendra Dinata S.T., M.Kom., selaku Dosen Fakultas Teknik Ubaya membahas segi digital untuk bisnis secara umum. Dengan topik “Menuju Transformasi Digital Dalam Dunia Bisnis”, Hendra mengajak peserta untuk memprioritaskan transformasi digital. “Sebab transformasi dilakukan untuk membuat customer senang melalui layanan yang inovatif, yang menyenangkan bagi customer,” terang Hendra. (sml)