Bahas Seputar Bahan Tambahan dan Kemasan Pangan hayuning August 5, 2022

Bahas Seputar Bahan Tambahan dan Kemasan Pangan

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) menyelenggarakan Seri Edukasi Masyarakat 2022 pada Kamis, 4 Agustus 2022. Diselenggarakannya webinar ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perkembangan kemasan pangan dan regulasi bahan tambahan pangan. Pada seri ke-39 dan ke-40 ini, LPPM Ubaya menghadirkan dua dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya sebagai narasumber, yakni Ardhia Deasy Rosita Dewi S.TP., M.Sc., yang membawakan topik “Update Regulasi Bahan Tambahan Pangan” serta Yayon Pamula Mukti S.TP., M.Eng., yang membawakan topik “Pengembangan Kemasan Pangan Di Era Society 5.0”.Berlangsung secara online melalui Zoom, webinar ini dihadiri oleh puluhan partisipan dari kalangan Ubaya dan non Ubaya.

Ardhia membuka diskusi dengan membahas bahan tambahan pangan. “Sebenarnya, kita tidak perlu terlalu strict terhadap bahan tambahan pangan hingga tidak mau menggunakannya,” ujar Ardhia. Menurutnya, bahan tambahan pangan aman untuk dikonsumsi selama individu menggunakan dosis yang sesuai. Hal tersebut dikarenakan penggunaan bahan tambahan pangan secara berlebihan dapat memunculkan efek samping, misalnya pada produk. “Bahan tambahan pangan yang terlalu banyak dapat menyebabkan produk menjadi pahit atau menimbulkan rasa lain yang tidak diinginkan,” tuturnya. Selain itu, penambahan bahan tambahan pangan yang berlebihan juga dapat berdampak pada kesehatan individu.

Yayon melanjutkan diskusi dengan membahas seputar food packaging. Ia menyatakan bahwa food packaging merupakan sebuah perlakuan untuk memastikan produk pangan dikonsumsi dalam keadaan yang baik dengan biaya optimal. Menurutnya, saat ini food packaging sudah menjadi bagian yang penting. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya produk yang memiliki kemasan. “Berbeda dengan sekitar sepuluh tahun yang lalu, kemasan belum terlalu digunakan. Misalnya dulu ketika membeli rawon atau soto, kita akan membawa tempat dari rumah,” tambahnya.

Pembahasan materi banyak menarik pertanyaan dari para partisipan. Seorang partisipan menyampaikan sebuah pertanyaan, “Food packaging seperti apa yang sebaiknya digunakan untuk sambal petai cumi?” Menjawab pertanyaan tersebut, Yayon menjelaskan bahwa bahan dasar kaca merupakan food packaging yang paling ideal untuk mengemas sambal. Hal ini dikarenakan kaca dinilai dapat melindungi dari hampir semua kontaminasi yang ada di lingkungan. “Namun, jika tidak memungkinkan menggunakan bahan kaca, maka dapat menggunakan flexible packaging,” tutupnya. (jv)