KBRN, Surabaya : Secara Etimologi, metaverse berasal dari kata meta yang berarti melampaui dan kata verse yang berarti alam semesta. Sehingga, jika disatukan metaverse memiliki arti melampaui alam semesta. Dalam metaverse, manusia beraktivitas pada realitas virtual atau virtual reality. Serasa beraktivitas, berkumpul, bermain secara real. Meski pun sebenarnya tidak.
Aktivitas-aktivitas seperti kegiatan sehari-hari, bekerja, belajar, belanja, dan bermain dilakukan secara virtual. Konsep metaverse memang masih dalam tahap awal pengembangan. Ke depannya diharapkan realitas virtual ini menjadi terintegrasi dalam keseharian. Demikian dipaparkan oleh Andre, dosen Teknik Informatika Universitas Surabaya (Ubaya), pada webinar bertajuk Digital Lifestyles.
“Metaverse memang masih embrio. Tetapi, visi CEO Facebook Mark Zukkerberg adalah realitas virtual ini nantinya akan menjadi terintegrasi dalam aktivitas keseharian. Misalnya kita sedang rapat. Nantinya tidak perlu pakai video call. Peserta rapat seolah duduk dekat kita meski pun realitasnya berbeda lokasi.”, demikian kata Andre, Kamis (21/7/2022).
Contoh lain pada kegiatan pembelajaran. Dengan teknologi ini pembelajaran jarak jauh dilakukan seolah pengajar dan peserta berada pada kelas yang sama. Dimungkinkan tatap muka dan melihat gestur tubuh. Komunikasi menjadi lebih baik dan mobilitas lebih aktif dari pada berdiam diri de depan layar laptop atau ponsel.
“Pada metaverse ada wadah realitas virtual supaya agar pelajar bisa nimbrung di dalamnya. Karena itu, kegiatan pembelajaran jarak jauh menjadi lebih nyata. Di bidang lain, pada dunia bisnis. Pelaku bisnis bisa membangun atau menggunakan metaverse sebagai sarana promosi, branding, serta servis agar nilai bisnisnya meningkat. Contoh sederhananya adalah pebisnis dapat mengadakan even-even virtual seperti konser, pengundian lomba, dan lain-lain. Secara virtual tetapi mirip dengan realitas beneran. Hal ini akan menyebabkan gaya hidup atau lifestyle akan berubah. Teknologi digital memungkinkan hal ini terjadi.”, tambah Andre, pengajar program Multimedia Ubaya ini.
Khusus bagi mahasiswa bidang teknologi informasi, Andre berpesan agar memanfaatkan perkembangan teknologi digital ini. Akan muncul banyak peluang. Di antaranya adalah kebutuhan untuk develop atau mengembangkan platform.
“Dibutuhkan keahlian pemrograman Mixed Reality. Juga kecerdasan buatan, data science, dan banyak lagi. Terbuka juga peluang sebagai content creator. Mereka yang nanti berperan mengembangkan isi dari platform realitas tersebut. Misalnya, bikin bangunan, bikin objek, bikin pelbagai item, dan juga bikin layanan yg lebih interaktif.”, demikian dikatakan oleh Andre.
Sementara itu, pembicara lain pada webinar, Liliana, dosen Sistem Informasi Bisnis Ubaya ini merinci data perkembangan internet dan media sosial di Indonesia yang setiap tahun bertambah jutaan pengguna.
“Perkembangan ini membuat perubahan perilaku atau lifestype. Arahnya ke digital. Pandemi di satu sisi berdampak negatif. Tetapi di sisi lain menimbulkan kreatifitas dalam bisnis atau berusaha. Jasa kurir semakin dibutuhkan. Toko offline menjadi toko online. Pangsa pasar semakin luas.”, jelas Liliana.
Saat ini digital marketing menjadi semakin berperan. Murah, bahkan sebagian besar gratis. Banyak pilihan media, terutama media sosial. Ada Instagram, Facebook, Youtube, TikTok, dan lainnya. Sasaran bisa dijangkau dengan tepat dan mudah. Demikian ditambahkan oleh Liliana.
“Ada lagi perubahan yang menarik, yaitu sekolah online. Meski pun tetap ada kendala-kendala, namun cukup banyak keuntungan dari sekolah online. Hemat biaya serta tidak terikat waktu dan tempat. Selain itu materi dan metode penyampaian dapat disesuaikan dengan kebutuhan, juga personalisasi. Jangan lupa, dengan teknologi digital dokumentasi sekolah menjadi lebih baik.”, tambah Liliana.
Webinar dengan topik Digital Lifestyle ini merupakan bagian dari Seri Edukasi Masyarakat (SEM) yang diselenggarakan oleh Ubaya. Sebanyak 54 seri webinar akan digelar sepanjang bulan Juli dan Agustus 2022. Utomo, Manajer Administrasi Pengabdian LPPM Ubaya, menjelaskan bahwa SEM ini digelar secara rutin setiap tahun.
“Tahun ini SEM Ubaya mengambil tema Peran Perguruan Tinggi dalam Gerakan Sicety 5.0 for SDGs. Narasumber SEM Ubaya 2022 berasal dari dosen Ubaya dan praktisi yang mendukung tema yang diusung. Para dosen berasal dari semua fakultas di Ubaya. Dari Fakultas Farmasi, Hukum, Bisnis dan Ekonomika, Psikologi, Teknik, Teknobiologi, Industri Kreatif, dan Kedokteran. Serta dari Politeknik Ubaya. Sedangkan praktisi yang menjadi narasumber untuk SEM Ubaya 2022 disesuaikan dengan kebutuhan atas topik tertentu dari tema SEM Ubaya 2022.”, pungkas Utomo.(OA)
Sumber: rri.co.id