Ubaya Dampingi Perkembangan IKM Susu Kambing Etawa Sukatawa Desa Selotapak samueldim June 29, 2022

Ubaya Dampingi Perkembangan IKM Susu Kambing Etawa Sukatawa Desa Selotapak

Surabaya–Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Surabaya (Ubaya) pada Sabtu (11/06/2022) mengadakan pendampingan ke Industri Kecil Menengah (IKM) Susu Kambing Etawa dengan merek Sukatawa milik suami istri Bapak Wanoto dan Ibu Nurhayati di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. IKM Sukatawa merupakan salah satu anggota kelompok IKM Selotapak Permai yang merupakan binaan Ubaya.
Kegiatan pendampingan pada Sabtu tersebut adalah berupa survei dan pengambilan data awal sebagai bahan untuk proses tindak lanjut pendampingan berikutnya. Tim pendampingan dari LPPM Ubaya terdiri dari Hazrul Iswadi, Utomo, Tang Hamidy, dan Lisania Ayu Agustin.
Tim pendampingan dari LPPM Ubaya saat itu diterima langsung oleh suami istri pemilik. Tim pendampingan meninjau kandang dan kambing untuk menghasilkan susu kambing di IKM Sukatawa.
Dikutip dari berita 13 Manfaat Susu Kambing Etawa dari Obat Kanker hingga Pereda Diare (https://katadata.co.id/intan/berita/617ac50b9e93f/13-manfaat-susu-kambing-etawa-dari-obat-kanker-hingga-pereda-diare), susu kambing Etawa mempunyai banyak manfaat antara lain menjaga keseimbangan imunitas tubuh. Bahkan sebagai obat.
Bu Nurhayati menceritakan usaha susu kambing etawa milik mereka ini dimulai dengan tiga ekor kambing biasa yang dipelihara oleh anak beliau. Setelah berkembang menjadi 17 ekor kambing, ternyata anak beliau meninggal dunia. Akibatnya, suami-isteri tersebut kebingungan untuk meneruskan usaha yang telah dimulai oleh putra mereka.
Akhirnya, seorang pemuka agama memberi saran mereka agar menukar kambing biasa menjadi kambing etawa yang dapat diambil susunya, selain dijual untuk diambil dagingnya. Satu per satu kambing biasa mereka ganti dengan kambing etawa. Setelah lebih 10 tahun berselang memulai usaha susu kambing etawa, saat ini usaha mereka sudah memiliki kambing etawa kurang lebih 50 ekor, baik yang jantan, betina, maupun yang masih anak kambing.
Dengan jumlah kambing sedemikian, tiap hari mereka memperoleh susu kambing segar sebanyak 7 sampai dengan 10 liter setiap hari. Susu kambing murni tersebut dijual dengan harga Rp 12.000 per botol 250 ml, Rp 17.500 per botol 500 ml, dan Rp 35.000 per botol 1 liter.
Bu Nurhayati juga menceritakan bahwa produk susu kambing etawa mereka menerima pesanan yang luar biasa tinggi pada saat puncak-puncaknya pandemi. Hal ini seiring dengan keinginan masyarakat mencari asupan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh saat pandemi.
Bu Nurhayati menyatakan, “Kami ingin mengembangkan usaha susu kambing etawa ini menjadi destinasi edukasi wisata bagi masyarakat agar usaha yang kami kembangkan ini memberi manfaat berupa pengetahuan bagi masyarakat tentang bisnis dan pemeliharaan kambing etawa.” Hal itu diutarakan Nurhayati ke tim pendampingan LPPM ketika ditanya tentang harapan dan kebutuhan IKM Sukatawa untuk berkembang di masa mendatang.
Sampai saat ini, susu kambing merek Sukatawa ini baru dipasarkan di lingkungan sekitar Desa Selotapak. Tim pendampingan menilai bahwa izin produk (PIRT) juga harus diurus sebagai syarat untuk dapat memasarkan lebih luas. “Dengan adanya PIRT, susu kambing ini juga dapat dipasarkan online, sehingga lebih luas lagi daerah pemasarannya” tambah Hazrul. Selain itu, Hazrul juga menyarankan diciptakan produk-produk turunan yang berasal dari susu kambing etawa ini, sehingga meningkatkan omzet dan keuntungan yang dapat diraih oleh IKM Sukatawa.
Untuk menunjang tujuan IKM Sukatawa menjadikan tempat mereka menjadi kunjungan wisata edukasi, mereka perlu menyiapkan modul-modul edukasi dari proses pemeliharaan dan pemrosesan susu kambing etawa.
Hal-hal yang dibutuhkan IKM Sukatawa untuk berkembang, dapat menjadi bahan pendampingan oleh tim pendampingan dari IKM. (*)
Sumber: kempalan.com