Hasilkan Ekonomi Sirkular Dengan Biokomposit Polimer samueldim June 2, 2022

Hasilkan Ekonomi Sirkular Dengan Biokomposit Polimer

Jumat, 20 Mei 2022 Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Kimia Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan webinar bertajuk “Conversion of Agricultural Wastes to Polymer Biocomposites Towards Circular Economy”. Webinar dilaksanakan guna berbagi pengetahuan serta pengalaman pada peserta terkait konversi limbah pertanian menjadi biokomposit polimer untuk menghasilkan ekonomi sirkular. Fakultas Teknik Kimia Ubaya sendiri mengundang narasumber yang berkompeten di bidangnya yakni Dr. Ong Hui Lin selaku Associate Professor di Fakultas Teknik Kimia Universitas Malaysia Perlis.

“Ketika berbicara tentang ekonomi sirkular itu adalah transformasi dalam bidang ekonomi karena adanya kesadaran terhadap lingkungan dan kesehatan manusia,” buka Hui Lin. Menurutnya, kehadiran ekonomi sirkular memberi perlindungan pada lingkungan, keanekaragaman hayati, serta generasi ke depannya. Hal ini dikarenakan ekonomi sirkular adalah transformasi ekonomi yang menjadikan limbah sebagai sumber daya yang bisa digunakan. Jadi ekonomi sirkular memiliki siklus yang berputar tanpa adanya bahan yang dibuang. “Dalam prosesnya, ekonomi sirkular menerapkan upcycling, sustainability production, dan sustainability consumption,” jelasnya.

Beralih dari ekonomi sirkular, Hui Lin mulai menjelaskan terkait bahan material komposit. “Jadi komposit adalah padatan yang dihasilkan dari kombinasi dua atau lebih bahan sederhana yang mengembangkan fase kontinyu dan fase terdispersi. Kedua fase ini sama-sama memiliki seperangkat sifat yang pada dasarnya berbeda dari komponen yang diambil secara terpisah,” jelasnya. Pada fase kontinyu bahan yang digunakan biasanya berupa polimer, metal, keramik, dan lainnya. Sedangkan pada fase terdispersi biasanya terdapat bahan berupa silica dan glass fiber, dan masih banyak lainnya. “Ketika komposit dalam fase terdispersi menyajikan setidaknya satu dimensi pada skala nanometer maka terbentuklah nanokomposit,” tutur Hua Lin.

Membahas lebih dalam, Hua Lin turut memaparkan eksistensi bio-nanokomposit. “Kelas unik dari area penelitian yang mengintegrasikan biologi, kimia, ilmu material, teknik, dan nanoteknologi untuk menghadirkan pendekatan interdisipliner guna memecahkan masalah,” ucap Hua Lin. Bio-nanokomposit sendiri menggunakan sumber daya yang mampu untuk di daur ulang dan bisa membantu menggantikan polimer petroleum derived yang sudah ada sebelumnya. “Polimer merupakan bahan ringan yang bisa meningkatkan sifat mekanik, termal, penghalang, dan lain-lain tanpa mempengaruhi kemampuan prosesnya,” jelasnya. Ada pun korelasi dari dua hal tersebut mempersatukannya menjadi biopolimer. “Dalam pelaksanaannya, biopolimer memiliki empat klasifikasi yang berbeda. Beberapa di antaranya: renewable resource based, microbial synthesized, petro-based synthetic, dan petro-bio (mixed) sources,” tutur Hua Lin.

Pemaparan materi dari Hua Lin menarik banyak pertanyaan dari peserta, salah satunya Lanny. “Jika kita mencampur serat alami dengan plastik primer sintetik, apakah mereka bisa disebut sebagai komposit?” tanyanya. Hua Lin menjawab bahwa hal itu termasuk sebagai komposit. “Kenapa bisa masuk? Kuncinya karena kamu punya natural fiber itu,” tutupnya.(et)