Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Teknik Kimia Universitas Surabaya (Ubaya) kembali mengadakan acara Dialog Dosen Mahasiswa. Acara yang diselenggarakan pada Selasa,12 April 2022 ini mengangkat tema “Communication Makes Our Relationship Exists”. Dilaksanakannya acara ini bertujuan untuk membangun hubungan yang baik antara dosen dan mahasiswa Teknik Kimia Ubaya. Berlangsung melalui Zoom, acara ini dihadiri oleh puluhan partisipan dari kalangan dosen dan mahasiswa Teknik Kimia Ubaya.
Acara dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Putu Doddy Sutrisna S.T., M.Sc., Ph.D.,selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia Ubaya. Putu menyatakan bahwa Dialog Dosen Mahasiswa merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh KSM Teknik Kimia Ubaya sebagai jembatan komunikasi antara dosen dan mahasiswa. “Selama ini proses pembelajaran dilakukan secara formal sehingga mungkin terdapat aspirasi atau pertanyaan dari mahasiswa yang belum sempat ditanyakan pada waktu perkuliahan,” tuturnya. Berkaitan dengan itu, Putu berharap mahasiswa dapat menyalurkan pertanyaannya melalui acara Bicang Dosen Mahasiswa. Selain itu, Putu juga berharap masukan yang diberikan oleh mahasiswa melalui acara ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Teknik Kimia Ubaya.
Beralih ke inti acara, Dialog Dosen Mahasiswa dilangsungkan dengan sesi tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Sesi tanya jawab dibagi menjadi tiga bagian dengan topik yang berbeda. Bagian pertama dilakukan dengan pembahasan terkait sistem pembelajaran daring, luring, dan hybrid. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab seputar kurikulum Program Studi Teknik Kimia. Sementara pada bagian terakhir, mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan secara bebas. Dalam konteks ini, pertanyaan bebas mencakup hal yang tidak tergolong pada topik sebelumnya.
Pada salah satu sesi, seorang mahasiswa bernama Charles Prasetya dari angkatan 2020 menyampaikan sebuah pertanyaan “Jika diadakan kelas secara hybrid, apakah akan digunakan media online secara live, melalui rekaman, atau pihak jurusan memiliki alternatif lain?” Menjawab pertanyaan tersebut, Putu menyatakan bahwa kelas hybrid hanya dilakukan pada kasus tertentu. Hal ini dikarenakan setelah Ujian Tengah Semester (UTS) proses pembelajaran dan praktikum dilakukan secara offline. “Namun jika ada kelas hybrid maka akan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan fakultas yakni secara live. Jadi terdapat mahasiswa yang melakukan perkuliahan offline di dalam kelas, kemudian secara live itu akan ditayangkan melalui media Zoom untuk online,” tutupnya. (jv)