Surabaya Epik 2022: Bersama Lestarikan Budaya samueldim March 17, 2022

Surabaya Epik 2022: Bersama Lestarikan Budaya

Pada 12 Maret 2022 kemarin, Surabaya Epik (Sepik) mengadakan Closing Ceremony menutup rangkaian acaranya selama dua bulan ini. Surabaya Epik sendiri merupakan acara yang menggabungkan empat Universitas di Surabaya, yaitu Universitas Kristen Petra, Universitas Surabaya, Universitas Ciputra, dan Universitas Widya Mandala. Diikuti ribuan peserta, acara ini berlangsung melalui aplikasi Zoom Meeting serta disiarkan langsung melalui Live YouTube. Closing Sepik kali ini mengangkat topik tentang urgensi pelestarian kebudayaan. Melalui Sepik diharapkan generasi muda semakin mencintai budaya lokal, terutama yang ada di Kota Surabaya.

Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana dan juga para Rektor dari keempat Universitas tersebut. Dr. Ir. Benny Lianto M.M.B.A.T., Rektor Ubaya pun memulai dengan salam lima agama khas Ubaya serta salam multikultur. Menurutnya, Sepik sendiri sangat tepat dan strategis untuk diselenggarakan karena memiliki tema utama “Gelora Arek Sepik Kanggo Aksi Apik”. Benny juga mengapresiasi tim panitia, juga seluruh peserta dan pemenang yang turut ikut serta menyukseskan acara ini. “Oleh karena itu, saya kira melalui Sepik 2022 para generasi muda semakin mengenal dan mencintai budayanya sendiri,” ungkap Benny.

Selain itu, Rico Stevanus selaku Ketua Pelaksana dari Surabaya Epik 2022 juga menyampaikan sambutannya dalam acara malam penutupan. Rico mengatakan bahwa Closing Ceremony merupakan acara puncak yang menandakan berakhirnya rangkaian kegiatan dari Surabaya Epik 2022. “Adapun rangkaian kegiatan yang telah diadakan yaitu Social Media Movement, Sayembara Surabaya Epik, Zoom bareng Sepik (ZOOPIK), Festival Budaya, hingga akhirnya ditutup dengan Closing Ceremony dan Penggalangan Dana,” tuturnya. Ia juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap para peserta juga pendukung acara ini, karena telah mau untuk turut berpartisipasi membangkitkan dan melestarikan budaya. “Surabaya Epik 2022, “Mangun Karsa Kalih Rasa,” jargon Rico menutup sambutannya. (pmt, et)