Tanamkan Literasi Sejak Dini Bersama Pusdakota Ubaya samueldim January 28, 2022

Tanamkan Literasi Sejak Dini Bersama Pusdakota Ubaya

Jumat, 14 Januari 2022 Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan Universitas Surabaya (Pusdakota Ubaya) mengadakan Dongeng Cerita Chika Kak Nobhita. Acara ini merupakan kolaborasi Pusdakota Ubaya dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Kolaborasi tersebut digelar guna memperkenalkan literasi pada anak serta menyambut Hari Gizi dan Makanan Nasional 2022. Diikuti oleh puluhan peserta, acara digelar pada Pendopo Pusdakota Ubaya.

Ririn Teguh Setyowati, A.Md selaku Pendamping Komunitas dalam Pusdakota Ubaya mengatakan bahwa Dongeng Cerita Chika Kak Nobhita merupakan kegiatan Komunitas Anak Cinta Lingkungan (KANCIL). “Kebetulan salah satu komunitas yang kita dirikan yaitu KANCIL kemarin mengadakan lomba Kancil Fun Challenge. Salah satu lombanya itu bercerita lalu peminatnya sangat sedikit,” ujarnya. Oleh karena itu, KANCIL menambahkan dua sanggar baru yakni literasi dan kreativitas.

Terkait sanggar literasi sendiri, KANCIL bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. “Mereka ingin mendongeng terlebih dahulu di depan anak-anak dan melihat responnya untuk mengikuti sanggar literasi yang akan ditambahkan,” jelas Ririn. Bersamaan dengan itu, pada 25 Januari juga diperingati sebagai Hari Gizi dan Makanan Nasional. “Jadi kami kombinasikan menjadi dongeng yang di dalamnya ada pembelajaran tentang gizi,” tuturnya. Saat acara dilaksanakan, Ririn menuturkan bahwa respon dari anak-anak bagus bahkan melebihi kapasitas yang telah ditentukan.

Lebih lanjut, Ririn menjelaskan bahwa sanggar literasi tidak hanya mengajarkan untuk mendongeng. “Sebelum mendongeng, otomatis mereka baca buku terlebih dahulu supaya bisa menceritakannya secara detail,” ujarnya. Dari Pusdakota Ubaya bersama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya juga sudah menyiapkan kurikulum pembelajaran yakni mendongeng dan menulis. “Nanti juga ada bentuk outputnya. Jadi tidak hanya belajar namun ada hasil dari pembelajaran mereka,” jelas Ririn.

Segala rangkaian kegiatan dalam sanggar, Ririn tekankan bahwa hal tersebut tidak berbayar. “Memang kita pengabdian pada masyarakat. Jadi kita memberikan kegiatan-kegiatan tersebut untuk mengembangkan anak-anak agar lebih baik, percaya diri, dan semuanya itu gratis,” ujarnya. Atas dasar itu, Ririn berharap bahwa kegiatan KANCIL ini dapat mendekatkan civitas Ubaya dengan masyarakat. “Selain itu, harapannya nanti mahasiswa juga mau terlibat dalam kegiatan pengabdian kita. Misalnya menjadi pengajar di sanggar belajar kita,” tutupnya.(ET)