Suplemen Makanan untuk Pengobatan Badai Sitokin samueldim December 23, 2021

Suplemen Makanan untuk Pengobatan Badai Sitokin

Tjie Kok, Peneliti Ubaya yang Kembangkan Riset Herbal Organik dan Probiotik Multistrain
Badai sitokin menjadi momok yang menakutkan saat terserang Covid-19. Masa kritis itu kerap kali membuat pasien berada di ambang hidup dan mati. Tjie Kok, peneliti Universitas Surabaya (Ubaya), mengembangkan riset herbal organik dan probiotik multistrain untuk pencegahan dan pengobatan.
-Septinda Ayu Pramitasari, Jawa Pos
Tjie Kok begitu telaten membimbing mahasiswanya di Laboratorium Purifikasi dan Biologi Molekuler Gedung Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya), Senin (6/12). dua mahasiswanya, Anita Natasha dan Natasha Felicia Karnadi, sedang mencampur protein target degan ekstrak probiotik multistrain maupun ekstrak herbal organik.
Campuran tersebut direaksika ndengan substrat dari protein target untuk melihat adanya indikasi potensi antiinflamasi berdasar penurunan nilai aktivitas protein target. Ya, aktivitas tersebut merupakan salah satu tahapan riset yang tengah dikembangka noleh Tjie, sapaan karib Tjie Kok.
Sejatinya, ketua Program Studi (Prodi) Magister Bioteknologi Ubaya itu telah mengembangkan herbal organik dan probiotik multistrain sejak 2019.
‘Pada saat S-3 di Belanda, saya fokus meneliti interaksi protein dan senyawa hasil sintesis yang bisa menjadi kandidat obat. Saya melihat Indonsia juga kaya akan herbalnya,’ katanya kepada Jawa Pos di sela-sela aktivitas di laboratorium, Senin (6/12).
Laki-laki 52 tahun itu menyebut, tanaman herbal Indonesia memiliki fitkimia (kandungan senyawa aktif dari sumber tumbuhan) yang berpotensi untuk mengatasi gejala atau penyakit tertentu. Akhirnya, riset pun mulai dikembangkan. Yakni, berfokus pada penelitian herbal organik dan probiotik multistrain.
‘Keduanya mempunyai kandungan senyawa yang berpotensi untuk antiinflamasi,’ ujarnya.
Riset hebal organik dan probiotik multistrain tersebut, lanjut dia, dapat digunakan untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19. Probiotik multistrain adalah bakteri-bakteri yang bermanfaat dan terdiri atas banyak strain yang menghasilkan produk metabolit. ‘Metabolit ini diujikan pada protein target yang berkaitan dengan inflamasi,’ jelas Tjie.
Tjie melanjutkan, metabolit memiliki aktivitas unutk menghambat protein-protein proinflamasi. Jadi, produk yang diciptakan tersebut bisa sebagai antiinflamasi. Hal itu dapat digunakan untuk memperbaiki kadaan badai sitokin pada pasien Covid-19.
‘Badai sitokin sendiri menyebabkan inflamasi (pembengkakan) di mana-mana. Termasuk di saluran pernafasan manusia sehingga butuh bantuan ventilator,’ lanjutnya.
Tjie berharap, probiotik multistrain yang memproduksi metabolit tersebut dapat menghambat protein-protein proinflamasi. Dengan begitu, dapat dimanfaatkan untuk meredakan badai sitokin dan menurunkan tingkat kematian pasien.
‘Yang relevan saat ini untuk badai sitokin, tetapi manfaat dari probiotik multistrain lebih luas lagi. Bisa untuk penyakit-penyakit degeneratif lainnya. Seperti diabetes,’ kata dia.
Tjie menjelaskan, produk probiotik multistrain yang ditelitinya bekerja atas dasar aktivitas terhadap respon imun. Penelitian dilakukan pada produk tersebut untuk mengevaluasi aktivitas produk terhadap protein target di tubuh manusia. Tujuannya, produk yang memiliki landasan saintifik yang solid secara molekuler.
‘Sehingga pengembangan produk berbasis riset seperti ini memiliki dasar yang kukuh,’ jelas dia.
Riset yang dimulai sejak 2019 itu pun mendapatkan dukungan dari perusahaan herbal organik dan perusahaan probiotik multistrain berskala internasional. Selain itu, dukungan pemerintah diberikan dalam riset tersebut.
‘Riset ini mendapat support dana dari Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) dalam program Matching Fund Kedaireka,’ ujarnya.
Rencananya, untuk pengembangan ke depan, Tjie mengombinasikan probiotik multistrain dengan ekstrak herbal yang kompatibel sehingga bisa bermanfaat dalam memperbaiki respons imun. Riset tersebut akan dipublikasikan internasional dan didaftarkan untku hak paten. (*/c6/git).
Sumber: Jawa Pos, 8 Desember 2021