Kenal Lebih Dalam Scientific Writing Skill danDebate samueldim December 7, 2021

Kenal Lebih Dalam Scientific Writing Skill danDebate

Sabtu, 27 November 2021 Kelompok Studi Mahasiswa Ilmu Ekonomi (KSM IE) dan Economic Competition Club (ECC) mengadakan webinar dengan tema “Habit of Mind: Broaden Your Remarkable Ideas Through Scientific Writing and Debate”. Dilaksanakannya webinar ini bertujuan agar partisipan dapat mengenali lebih dalam dua topik yang dibahas, yakni scientific writing dan debate. Webinar ini dihadiri oleh dua orang narasumber, yaitu Bella Naziel Iqmalia dan Lasman yang berpengalaman dalam bidang scientific writing dan debate.

Sesi pertama dibawakan oleh Bella dengan topik scientific writing. “Pada dasarnya, scientific writing skill atau juga disebut Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan suatu skill menulis yang diungkapkan dalam suatu karya yang berhubungan dengan sains dan akademik,” jelas Bella. Dalam hal ini, output atau luaran dari scientific writing skill adalah penemuan atau argumentasi yang berkontribusi pada ilmu pengetahuan. Menurutnya, scientific writing skill merupakan salah satu softskill yangpenting untuk dimiliki. “Hal ini dikarenakan science writing skill tidak hanya hanya digunakan pada masa sekarang, namun juga ke depannya misalnya dalam kuliah, berumah tangga, atau bekerja,” tuturnya. Bella turut menambahkan bahwa terdapat beberapa jenis science writing, misalnya: buku, esai, laporan praktikum, paper, jurnal, skripsi, dan lain-lain.

Lebih lanjut, Bella menyampaikan bahwa terdapat beberapa tips untuk mencapai scientific writing yang ideal. “Pertama, scientific writing ditulis menggunakan bahasa yang formal atau biasa disebut sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),” ucapnya. Selanjutnya, penulisan scientific writing harus menggunakan kata ganti orang ketiga. “Jangan sampai menggunakan aku atau kami karena dalam scientific writing itu tidak diperkenankan. Misalnya, kita mau menyampaikan subjek penelitian harus menggunakan sampel A atau responden B,” tambahnya.

Diskusi dilanjutkan dengan pembahasan mengenai debate yang disampaikan oleh Lasman. “Inti daridebate yaitu pertentangan argumentasi. Jadi setiap isu pasti mempunyai sudut pandang yang beragam,” tutur Lasman. Ia memaparkan bahwa tujuan dilakukannya debate yaitu untuk mengeksplorasi alasan dibalik sudut pandang seseorang. “Maka dari itu, semua team atau speaker di debate dituntut untuk bisa memiliki penjelasan yang bagus,” lanjut Lasman. Artinya, setiap orang yang melakukan debate dituntut untuk memberikan alasan secara konfrehensif agar ide yang mereka miliki dapat dihitung sebagai poin oleh juri.

Isiadalah logika argumentasi yang disampaikan oleh para pembicara. Terlepas dari cara bicara, apa yang kalian sampaikan itu yang akan dinilai,” ungkapnya. Selanjutnya, strategi yang digunakan saat melakukan debate juga termasuk dalam kriteria penilaian. “Strategi sendiri mencakup bagaimana teman-teman menggunakan waktu yang diberikan dengan baik,” ucapnya.

Pembahasan materi banyak menarik perhatian partisipan untuk mengajukan pertanyaan. Seorang partisipan bernama Michelle dari kalangan umum menyampaikan sebuah pertanyaan, “Bagaimana cara kakak membagi waktu untuk menulis sehingga bisa menghasilkan banyak karya tulisan seperti jurnal dan buku?” Menjawab pertanyaan tersebut, Bella menjelaskan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan berkolaborasi. Menurutnya, menulis bersama dengan teman akan menjadi lebih ringan dibandingkan sendiri. “Ini karena tidak semua tanggung jawab ada di kita. Ketika semua tanggung jawab ada pada diri sendiri, kita akan merasa sangat berat, terbebani, dan lama selesainya,” tutupnya.(RE5, dhi)