Riset Kalbe UBAYA Hanbang-Bio Laboratory Penerima Dana Matching Fund 2021 Terbesar dari UBAYA samueldim November 24, 2021

Riset Kalbe UBAYA Hanbang-Bio Laboratory Penerima Dana Matching Fund 2021 Terbesar dari UBAYA

SURABAYA: Universitas Surabaya (UBAYA) mendapat kunjungan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. Sepuluh proposal unggulan UBAYA berhasil memperoleh dana padanan dari Kemendikbud Ristek dalam Program Matching Fund 2021. UBAYA pun menjadi perguruan tinggi swasta (PTS) dengan jumlah proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terbanyak dengan total dana yang diterima sebesar Rp. 5,4 miliar.
Bahkan Dirjen Dikti, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. memberikan arahan Program Matching Fund kepada tujuh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Jawa Timur yang hadir di Gedung Perpustakaan Lantai 5 Kampus Ubaya Tenggilis, Selasa (2/11/2021).
Dari total 10 proposal yang berhasil didanai program Matching Fund 2021 oleh Kemendikbudristekdikti, satu proposal yang diajukan Johan Sukweenadhi, Ph.D., dosen Fakultas Teknobiologi UBAYA menerima dana Matching Fund 2021 sebesar Rp1,6 miliar, terbesar dari total sekitar Rp5,4 miliar yang diterima UBAYA, ungkap Rektor UBAYA, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT.
Proyek yang berjudul “Penguatan Riset Kalbe Ubaya Hanbang-Bio Laboratory: Optimasi dan Validasi Skala Pilot Proses Ekstraksi dan Formulasi Powder Extract Panax ginseng Korea melalui Teknologi Kultur Jaringan Tanaman CRMG (Cultured Roots Mountain Ginseng)” juga mendapatkan dana padanan dari mitra, yakni PT Bintang Toedjoe anak perusahaan dari PT Kalbe Farma Tbk.
“Roadmap penelitan KALBE UBAYA Hanbang-Bio Lab adalah produksi bahan herbal terstandar dengan teknologi kultur jaringan tanaman. Kultivasi Ginseng Korea biasanya membutuhkan waktu 6 tahun di negara subtropis dengan empat musim. Dengan kultur jaringan tanaman, hanya dibutuhkan waktu 2 bulan saja untuk memanen ginseng dengan berat yang sama atau bahkan lebih tinggi. Keunggulan lainnya adalah peningkatan senyawa aktif dalam ginseng melalui rekayasa dan kontrol kondisi lingkungan tumbuhnya, yang bisa dilakukan di dalam laboratorium,” terang Johan, doktor bioteknologi tanaman lulusan Kyung Hee University, Korea Selatan ini.
Menurut dosen mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman Lanjut itu, bantuan dana Matching Fund 2021 mengakselerasi fase transisi roadmap penelitian Kalbe Ubaya Hanbang-Bio Lab yang akan berujung ke komersialisasi bahan herbal ginseng ini.
“Sinergisme dengan pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), membuat semakin banyak proyek penelitian yang dapat terintegrasi dengan pembelajaran mahasiswa di Fakultas Teknobiologi, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Kedokteran UBAYA. Kebutuhan mitra dapat terjawab melalui skema case-study based learning, project-based learning dan Magang MBKM yang menjadi agenda pelaksanaan projek Matching Fund 2021. Total sekitar 140 mahasiswa dari gabungan 3 fakultas tersebut yang ikut terlibat dalam projek ini,” terang Johan.
Sementara itu, tim Matching Fund yang diketuai dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UBAYA Veny Megawati, S.T., M.M. serta beranggotakan Aluisius Hery Pratono, Ph.D, Hari Hananto, S.E., M.Ak., Njoto Benarkah, S.T., MSc., dan Ninik Juniati, S.Pd., M.Pd. mengungkapkan kegiatan tersebut memicu desa untuk semakin berkembang.
“BUMDesa Ketapanrame, saat ini memfokuskan pengembangan wisata Sumber Gempong. Desa mengembangkan wisata pemandangan sawah dan sungai dengan gubuk-gubuknya serta pengembangan kuliner dengan memanfaatkan hasil desa melalui warung kuliner dan lapak-lapak yang diisi oleh penduduk dusun/desa. Sebagai area wisata baru (potensi alam, kondisi masyarakat dan manajemen usaha) serta jenis usaha baru (produk dan sajian kuliner khas), desa berkeinginan untuk melanjutkan kolaborasi dengan Universitas Surabaya,” terang Veny.
Berbagai macam pelatihan, pendampingan, Program Mahasiswa Membangun Desa yang dirancang mengarah kepada peningkatan sadar wisata, pengembangan kuliner, kopi dan produk kreatif khas desa, serta pembuatan video yang didukung pula dengan peningkatan kemampuan publikasi yang baik. (*)
Sumber: kempalan.com