Hibah Dana Rp 5,5 M dari Kemendikbudristek samueldim November 17, 2021

Hibah Dana Rp 5,5 M dari Kemendikbudristek

Program Matching Fund, Hilirisasi Hasil Riset ke Industri dan Masyarakat
SURABAYA – Program matching fund Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus digaungkan sebagai salah satu kegiatan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM). Seluruh kampus di Jawa Timur, baik negeri maupun swasta, pun berlomba-lomba untuk mendapatkan dana program matching fund untuk pengembangan riset hingga hilirisasi.
Kemarin (2/11) Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek Prof Nizam memberikan pengarahan terkait dengan program matching fund kepada perwakilan kampus swasta Jawa Timur di Universitas Surabaya (Ubaya). ‘Ini dalam rangka berlari kencang. Kami terus melakukan perbaikan,’ katanya.
Nizam menyatakan, tahun depan program matching fund akan dipersiapkan lebih awal. Mulai menyiapkan sistem pendanaan, hingga skemanya. ‘Tahun depan kami percepat proses seleksinya sehingga dapat dimulai di awal tahun,’ ujarnya.
Program mathcing fund adalah program pendanaan dari Dirjen Dikti yang melibatkan perguruan tinggi dan dunia usaha dunia industri (DUDI). Program tersebut bertujuan membangun ekosistem MBKM sebagai upaya menyelesaikan berbagai isu sosial, tantangan DUDI dan masyarakat, serta masalah perguruan tinggi. ‘Tahun ini anggaran program matching fund Rp 250 miliar. Tahun depan kami akan meningkatkan lima kali lipat dari anggaran tahun ini,’ imbuhnya.
Nizam menuturkan, tahun ini permintaan industri dan mitra mencapai Rp 1,25 triliun. Tahun depan jumlah tersebut akan direalisasikan. Harapannya kedepan perguruan tinggi di Jatim dapat memanfaatkan program Matching Fund untuk berkolaborasi dengan para mitranya. ‘Tujuannya, memberikan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi masyarakat dan industri,’ jelasnya.
Rektor Ubaya Benny Lianto menyatakan, Ubaya adalah PTS nomor satu penerima dana matching fund terbesar di Indonesia. total dana yang diperoleh mencapai Tp 5,5 miliar. Ubaya melihat program tersebut sangat bagus karena dapat mempertemukan dunia kampus dan industri. ‘Ini cara efektif untuk menghilirisasi hasil-hasil riset ke dunia industri dan masyarakat. Kami mendukung,’ katanya.
Benny menambahkan, tahun depan targetnya lima kali lipat leih besar dari dana yang diperoleh saat ini. Selain itu, pengajuan proposal ditingkatkan lima kali lipat. ‘Tahun ini dana yang diperoleh Rp 5,5 miliar untuk 10 program,’ ujar.
Sementara itu, program MBKM di Ubaya juga berjalan baik. Sejak 2021, Ubaya juga menerapkan kurikulum baru di seluruh program studi (prodi). Saat ini baru 20 persen mahasiswa yang jadi peserta MBKM. ‘Tahun depan kami targetkan bisa 50 persen dari total mahasiswa di Ubaya yang ikut MBKM,’ katanya. (ayu/c12/ai)
Sumber: Jawa Pos, 3 November 2021