NUNI: Wadah Kolaborasi Universitas di Indonesia samueldim November 1, 2021

NUNI: Wadah Kolaborasi Universitas di Indonesia

Nationwide University Network Indonesia (NUNI) mengadakan acara perayaan ulang tahunnya yang ke-10. NUNI sendiri merupakan suatu wadah kolaborasi yang dilakukan oleh berbagai universitas di Indonesia. Universitas Surabaya (Ubaya) turut bergabung ke dalam NUNI dengan tujuan memperkuat mobilitas, kualitas, serta kesinambungan pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam memperingati ulang tahun yang ke-10, NUNI mengadakan serangkaian kegiatan bertajuk “Dari NUNI untuk Indonesia” pada tanggal 11-18 Oktober 2021. Kegiatan ini dimulai dari talkshow dan peluncuran e-book NUNI, kompetisi olahraga virtual, serta aksi sosial donor darah. Membahas kegiatan donor darah lebih dalam, Ubaya rupanya kembali bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Berlangsung secara offline di jalan Embong Ploso Surabaya, kegiatan ini dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan yang ada.

Lebih lanjut, NUNI juga mengadakan webinar bertajuk “NUNI untuk Keberagaman dan Kesatuan Bangsa”. Berlangsung menggunakan zoom, sedikitnya 160 peserta hadir pada acara hari itu. Webinar ini diadakan untuk menyampaikan pencapaian selama 10 tahun terakhir serta menentukan arah NUNI ke depannya. NUNI mendatangkan tiga pembicara penting yakni: Dr. Ir Boto Simatupang, MBP selaku Direktur Kampus Malang dan Deklarator NUNI Universitas BINUS, Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, M.Sc selaku Deklarator NUNI Universitas Katolik Soegijapranata, serta Nemuel Daniel Pah S.T., M.Eng., Ph.D selaku Dosen Fakultas Teknik dan Deklarator NUNI Ubaya.

Diskusi dimulai Boto dengan menceritakan sejarah awal berdirinya NUNI. “Awalnya saya dan Harjanto selaku Rektor Universitas Binus berpendapat bahwa kita memerlukan satu wadah baru yang fokus pada tiga hal utama yakni student mobility, faculty and staff mobility, serta join research,” tuturnya. Selain itu, Boto juga mengatakan bahwa NUNI tidak berfokus pada perbedaan universitas. Dengan begitu, sebanyak 21 universitas baik negeri maupun swasta juga turut bergabung dalam NUNI. “Dengan berdirinya Jejaring Perguruan Tinggi Nusantara ini, diharapkan generasi muda Indonesia memiliki kesempatan agar dapat mengembangkan wawasan, nasionalisme, serta calon-calon pemimpin yang unggul di masa depan,” ujarnya.

Diskusi dilanjutkan oleh Budi dan Nemuel yang membahas alasan bergabung dalam NUNI. “Saya memutuskan untuk turut serta mengambil bagian dikarenakan adanya kesamaan visi dan misi antara Universitas Katolik Soegijapranata dan NUNI yakni mengembangkan kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih maju,” imbuh Budi. Hal itulah yang menimbulkan adanya ketertarikan Budi untuk menjadi anggota NUNI. Lain halnya dengan Nemuel yang tertarik untuk bergabung dengan NUNI untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik dari macam-macam universitas di Indonesia. “Ubaya tidak hanya mementingkan hubungan dengan pihak luar negeri saja. Tetapi juga berusaha menjalin kerja sama dengan pihak dalam negeri,” ujarnya.

Pemaparan materi menarik banyak pertanyaan dari peserta, salah satunya Adi. “Mengapa lebih memilih kata NUNI sebagai nama singkatan dan bukan yang lain?” tanya Adi kepada Nemuel saat sesi tanya jawab. Nemuel menjawab bahwa awalnya ia bingung untuk menentukan huruf N pertama untuk kata apa. “Akhirnya tercetuslah N pertama untuk kata Nationwide dengan harapan agar NUNI bisa lebih maju dan berkembang di seluruh Nusantara,” tutupnya.(RE2,et)