Pasar Modal Indonesia : Cuan atau Loan? samueldim October 11, 2021

Pasar Modal Indonesia : Cuan atau Loan?

Pada Jumat, 17 September 2021, Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) kembali mengadakan webinar yang bertajuk CEO Talk: Strategi Memasuki Pasar Modal Indonesia. webinar yang diikuti sekitar 210 peserta ini dilaksanakan melalui aplikasi zoom. Acara ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi dan cara menghadapi berbagai permasalahan di market bagi para pemula yang akan memasuki pasar modal. FBE Ubaya mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidangnya yaitu Haryajid Ramelan CFP, RFC, CPRM, CSA, CRP, CIBB,CES, CDMP, CTA selaku Ketua Lembaga Sertifikasi Pasar Modal.

Diskusi dibuka oleh Haryajid dengan membahas tentang awal memasuki memasuki pasar modal. Haryajid merasa keuntungan yang diberikan pasar modal sangat menjanjikan. Ia menceritakan awal ketertarikannya ketika bertemu dengan pialang-pialang yang bergaji besar hanya dengan beli jual di pasar modal. “Bukan hanya bekerja secara konvensional di perusahaan, tetapi teman-teman juga memiliki peluang untuk terjun ke pasar modal,” jelasnya. Lebih lanjut, Haryajid menuturkan bahwa kita perlu mempersiapkan beberapa hal sebelum terjun ke pasar modal, yakni: belajar proses saham, kondisi pasar, dan lainnya.

Walaupun begitu, Haryajid merasa sering kali para pemula yang melakukan kesalahan seperti terlalu sering terlalu sering melakukan trading. Hal ini dikarenakan orang zaman sekarang lebih menyukai keuntungan secara instan. Akan tetapi, trading terus menerus mengakibatkan bukan keuntungan yang kita terima. Melainkan “loan” karena modal yang dimiliki habis untuk trading fee, biaya admin, dan sebagainya.

Pemaparan materi menarik banyak pertanyaan dari peserta, salah satunya Joshua Oktavianus. “Apa keuntungan dan kerugian dari trading menggunakan robot? Selain itu, bagaimana penyedia atau penjual robot memperoleh pemasukan?” tanya Joshua. Haryajid menjawab bahwa dengan robot segala hal menjadi lebih simpel. “Robot dapat mengkalkulasikan dan memberikan hasil yang terbaik. Namun, data yang dimiliki biasanya tidak cukup,” ujarnya. Haryajid juga menuturkan bahwa pendapatan dapat diterima dari penjualan robot atau investasi itu sendiri.(RE1,et)