Kiat Jitu Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Ala Pakar Ubaya samueldim September 6, 2021

Kiat Jitu Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Ala Pakar Ubaya

Pakar bisnis dan ekonomi Universitas Surabaya (UBAYA), Johny Rusdiyanto punya kiat jitu untuk bisa eksis agar berbisnis di tengah pandemi Covid-19.
‘Berita keterpurukan pelaku bisnis hampir setiap hari muncul di media cetak, elektronik dan media sosial. Kondisi ini memang memprihatinkan, tetapi masih ada secerca harapan untuk bertahan yaitu dipengaruhi human capital management (HCM) dan peran sumber daya manusia (SDM),’ katanya dalam webinar Seri Edukasi Masyarakat 2021 yang diadakan Ubaya,
Johny Rusdiyanto memberikan contoh kepada peserta webinar tentang pebisnis yang tetap survive dan memperoleh profit kembali karena peran SDM sebagai human capital. Human capital artinya manusia harus bisa menjadi aset bagi perusahaannya.
Ia berpedapat, sentral keberlangsungan hidup bisnis apapun terletak pada SDM. Ciri-ciri SDM yang memiliki pengaruh kesuksesan pada sebuah bisnis yang berkelanjutan yaitu responsif, inovatif, adaptif, trust, value creation, network dan SDM as human capital.
‘SDM sebagai human capital juga memiliki ciri-ciri yang lebih spesifik. Mereka memiliki kompetensi mencakup ability, skill, knowledge, dan attitude. Selain itu, mempunyai karakter moral dan kinerja yang baik,’ katanya.
Ditambah lagi, memiliki kesehatan mental dan fisik yang bagus sekaligus mindset diri untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
“Fondasi pada dunia bisnis terletak pada manusianya. Bukan sekedar SDM biasa, tetapi SDM yang berkualitas sebagai human capital. Sebuah organisasi atau bisnis akan berkembang atau terpuruk karena mindset, design thinking dan karakter dari SDM-nya,” kata Johny.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya mencatat pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 tumbuh negatif.
Tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen. Tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, sedangkan tahun 2020 pada kuartal pertama tumbuh 2,79 persen. Puncaknya pada kuartal keempat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,19 persen.
Sumber: ngopibareng.id