Kepuasan Konsumen sebagai Kunci dari Bisnis Energi Terbarukan samueldim September 4, 2021

Kepuasan Konsumen sebagai Kunci dari Bisnis Energi Terbarukan

Jumat, 13 Agustus 2021 Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Webinar CEO Mengajar yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dengan tema “Tantangan dan Peluang Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia”, webinar ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. Ir. Muhammad Munir, S.T., M.M., IPM., selaku Komisaris Utama PT PJB Masdar Solar Energy hadir sebagai narasumber pada webinar kali ini. Sedikitnya 373 peserta dari kalangan mahasiswa/i FBE

“Suka atau tidak suka, Indonesia harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan bisnis jika ingin sustain. Kalau tidak, maka akan ditinggalkan oleh konsumen,” papar Munir. Beliau menyebutkan tiga hal utama yang diinginkan oleh konsumen dalam memenuhi energi listrik, yaitu: murah, nyaman, dan andal. Namun, seiring berjalannya waktu akibat dampak polusi yang semakin terasa, konsumen pun mulai menambah satu kriteria lagi dalam pemenuhan energi listrik, yakni listrik harus berasal dari energi bersih. “Konsumen adalah raja. Jika konsumen menginginkan itu, maka kita harus bertransformasi,” tutur Munir.

Lebih lanjut, Munir menjelaskan tiga faktor utama yang mempengaruhi kesuksesan bisnis energi terbarukan, yaitu: Teknologi, yang menggunakan Artificial Intelligence (AI) sehingga semua data dan peralatan dapat dimonitor secara otomatis; Orang, yang akan mengoperasikan bisnis ini; dan Proses, yang harus dibangun mulai dari sekarang sehingga dapat mengetahui sistem monitoring evaluasi serta gangguan-gangguan yang kemungkinan bisa terjadi. “Orang yang mengoperasikan bisnis ini harus dipersiapkan sebelum konstruksi berlangsung dan harus orang yang sudah berpengalaman,” ungkap Munir.

Sesi tanya jawab menjadi sesi penutup pada webinar kali ini. Salah satu peserta menanyakan terkait, “Apakah Indonesia kedepannya akan lebih fokus mengembangkan tenaga surya?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Munir menjawab bahwa meskipun harganya belum tergolong kompetitif, PLTS akan tetap dikembangkan di Indonesia. “Ke depan, mau tidak mau, kita akan mengembangkan PLTS dengan harus dipikirkan betul-betul, jangan sampai mengganggu kepuasan pelanggan,” tutup Munir. (dhi)