Tangkal Hoax, Ubaya Kolaborasi dengan Penerbit Edukasi Masyarakat samueldim August 27, 2021

Tangkal Hoax, Ubaya Kolaborasi dengan Penerbit Edukasi Masyarakat

Setahun lebih masyarakat harus menghadapi pandemi Covid 19. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menangani persoalan ini, diantaranya dengan vaksinasi. Seiring dengan itu, banyak pula informasi hoax yang diterima masyarakat terkait adanya vaksinasi dan efek samping vaksin. Tak sedikit pula masyaralat yang meyakini hal itu.
Untuk menangkal konten atau berita hoaks di masyarakat. Perpustakaan Universitas Surabaya (Ubaya) berkolaborasi dengan Penerbit Erlangga mengajak masyarakat kenali fakta dan hoaks seputar vaksin Covid 19 melalui webinar nasional bertajuk Fakta dan Hoax Seputar Vaksin Covid 19.
Mengawali materi, Dosen Fakultas Farmasi Ubaya, Dr Oeke Yunita SSi MSi Apt menjelaskan, karakteristik informasi hoaks atau berita bohong atau disebut juga fake news. Materi itu diberikan kepada peserta karena maraknya informasi hoaks melalui konten atau berita ndash; berita di media mengenai vaksin Covid 19. Sasaran konten hoaks yang beredar di masyarakat umumnya ditemukan saat pra-vaksinasi, vaksinasi, dan pasca vaksinasi, terkait efektivitas serta keamanan vaksinasi.
“Sebetulnya BPOM sudah memberikan izin ada enam produk vaksin yaitu CoronaVac Sinovac, Sinopharm, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna yang saat ini masih gencar diperbincangkan untuk vaksinasi dosis ketiga Nakes (Tenaga Kesehatan). Vaksin ndash; vaksin ini dasar teknologinya sudah lama jadi bukan sesuatu yang baru. Pandemi ada baru disiapkan, bukan seperti itu,” terangnya.
Materi mengenai mekanisme vaksin diulas lebih mendalam pada karya buku barunya berjudul Bioteknologi Farmasi ndash; Edisi Khusus Pandemi Covid 19. Oeke berharap dapat memberikan pembukaan wawasan tentang konsep yang benar dengan dasar scientific mengenai produk biologi pada bukunya. Melalui webinar nasional, Oeke menghimbau untuk lebih bijak dalam memilih informasi dan bermedia sosial.
“Buku ini awalnya saya tulis untuk memenuhi kebutuhan ajar mahasiswa. Kemudian saya melihat bahwa ada kebutuhan masyarakat atau teman-teman seprofesi tenaga kesehatan untuk mendapat wawasan atau konsep yang benar baik itu vaksin hingga antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal ini yang sering dicari di media sosial, misalnya actemra yang sulit didapatkan tetapi berguna untuk terapi bagi pasien Covid 19,” papar Oeke.
Materi kedua dengan judul Kecerdasan Artifisial dalam Dunia Kesehatan disampaikan Dosen Elektro Unila Atma Jaya, Dr Ir Lukas MAI CISA IPM. Ketua Indonesian Artificial Intelligence Society (IAIS) ini meyampaikan ada informasi hoaks mengenai penggunaan micro chip pada vaksin. Faktanya, chip memang berukuran kecil, tetapi belum bisa berukuran lebih kecil lagi sehingga tidak bisa dimasukkan kedalam cairan vaksin. Menurutnya, pembuatan teknologi berukuran kecil tidak semudah yang dibayangkan masyarakat atau digambarkan di film ndash; film.
“Saat ini banyak lembaga atau organisasi kesehatan di dunia berkolaborasi menggunakan teknologi AI untuk membantu mendiagnosis pasien,” imbuhnya.
Adanya AI, kata dia, juga dapat menjembatani berbagai pihak seperti pemerintah, dokter, pasien dan farmasi dalam penanganan Covid-19. Sebagai contoh dalam penggunaan aplikasi chatbot yang membantu memberikan informasi kesehatan dan melayani masyarakat selama pandemi Covid 19.
“Sistem AI juga digunakan untuk mendeteksi Covid-19. Pencitraan Medis CT Scan dan X-Ray untuk penegakan diagnosis Covid-19 menggunakan AI. AI juga berperan sebagai sistem pendukung keputusan dalam membantu radiolog dan dokter menegakkan diagnosis Covid 19. Membantu mempercepat diagnosis Covid 19 dan bersifat komplemen terhadap deteksi berbasis PCR dan rapid test,” sambungnya.
Narasumber terakhir yaitu Wakil Rektor III Ubaya, Dr Dra Christina Avanti, sekaligus Dosen Farmasi Ubaya hadir untuk berbagi pengalaman kepada peserta mengenai Kontribusi Ubaya sebagai Perguruan Tinggi dalam Vaksinasi Covid 19. Sebagai Ketua Satgas Cegah Covid-19 Ubaya, Beliau menceritakan tindakan apa saja yang sudah dilakukan oleh satgas pencegahan penyebaran Covid-19 Ubaya mulai tahun 2020 hingga tahun 2021.
Ubaya juga turut berkontribusi dalam menyukseskan program vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan oleh pemerintah dengan ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan pos pelayanan vaksinasi COVID-19 drive-thru pertama di Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan program Gojek berkolaborasi dengan Halodoc dengan menggandeng Ubaya, Dinas Kesehatan Surabaya, dan RS Husada Utama.
“Selama pelaksanaan vaksinasi, Ubaya juga tidak luput dari beberapa konten atau berita hoaks. Ini terjadi karena ada beberapa miskomunikasi, sebetulnya antrean vaksinasi yang sempat membludak disebabkan karena antusias masyarakat dan ternyata sebagian dari mereka belum mendaftar melalui aplikasi tetapi sudah datang di lokasi. Namun, kami segera sigap untuk membantu dan merapikan kembali antrean agar berjalan dengan baik sesuai prokes,” tandas Christina. [ina]
Sumber: harianbhirawa.co.id