Bahas Happiness Bersama LPPM Ubaya samueldim August 16, 2021

Bahas Happiness Bersama LPPM Ubaya

Designed by rawpixel.com

Rabu, 14 Juli 2021 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) kembali mengadakan Seri Edukasi Masyarakat 2021. Pada seri ke-46 ini, tema yang dibawakan yaitu “Happiness”. Webinar ini diselenggarakan guna membagikan pengetahuan pada masyarakat mengenai topik yang berkaitan dengan keilmuan dari dosen di Ubaya. Berlangsung menggunakan zoom, sedikitnya 63 peserta dari berbagai daerah hadir pada acara hari itu. LPPM Ubaya mendatangkan dua dosen Fakultas Psikologi Ubaya sebagai narasumber, yakni: Dr. Monique Elizabeth Sukamto, S.Psi., M.Si., Psikolog dan Dr. Nanik, S.Psi., M.Si.

Diskusi dibuka oleh Monique dengan membawa materi mengenai “Hidup Bahagia dengan Citra Tubuh yang Positif”. Menurutnya, citra tubuh atau body image merupakan suatu konsep yang multidimensi. “Jadi terdiri atas persepsi, pikiran, perasaan, dan perilaku terhadap tubuh kita,” ujarnya. Monique membagi citra tubuh menjadi dua bagian, yakni positif dan negatif. “Citra tubuh yang positif itu ditandai dengan adanya cinta dan rasa hormat yang menyeluruh terhadap tubuh,” ucapnya. Sedangkan citra tubuh negatif ditandai dengan adanya penilaian buruk pada tubuh kita.

“Citra tubuh negatif bisa menimbulkan insecure, body shame, depresi, diet tidak sehat, gangguan makan, dan kecanduan operasi plastik,” tutur Monique. Dengan begitu, Ia menegaskan perlu adanya cinta pada tubuh. Hal ini dilakukan supaya kita bisa memiliki perilaku yang percaya diri, perawatan diri, apresiasi tubuh, dan lebih bijak ketika berelasi dengan orang lain. “Citra tubuh bisa positif dengan adanya penerimaan tanpa syarat dari orang yang signifikan, literasi media, spiritualitas, dan masih banyak lainnya,” jelasnya.

Nanik melanjutkan diskusi dengan membawa materi mengenai “Menjadi Wanita Lajang yang Bahagia dan Bermakna”. Menurutnya, kita dapat bahagia dan bermakna dengan beberapa cara. “Hidup rukun dan penuh cinta kasih serta ada kedamaian dalam diri,” ujarnya. Kedua, hidup berkecukupan, bermanfaat, dan berkegiatan yang menyenangkan. “Lalu hidup dihargai, bersyukur, dan memiliki kemampuan berpikir serta mencari jalan keluar dari masalah,” lanjutnya. Monique menambahkan beberapa pedoman hidup bahagia yang dapat kita terapkan. “Jadi berusaha untuk tidak serakah, tidak menerapkan prinsip, menghindari pikiran tidak benar, dan memahami kondisi diri sendiri sebagai manusia,” jelasnya. Selain itu, Monique menyarankan untuk terus berusaha menjadi lebih baik dan berbakti pada orang tua.

Pembahasan materi menarik banyak pertanyaan dari para peserta, salah satunya Agnes. “Bagaimana menanggapi wanita yang memiliki anak namun memilih untuk tidak menikah?” tanyanya. Nanik menjawab bahwa terdapat wanita lajang yang memutuskan untuk mengadopsi atau melahirkan anak tanpa menikah. “Namun perlu pertimbangan apakah sudah siap menjadi single parent dan bisa memenuhi kekurangan dari sosok yang tidak bisa diisi,” jawabnya. (et)