Suplemen Kesehatan: Pendorong Imun Tubuh samueldim July 19, 2021

Suplemen Kesehatan: Pendorong Imun Tubuh

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) mengadakan webinar Seri Edukasi Masyarakat 2021 seri ke-33 dengan judul “Hidup Sehat dengan Suplemen Kesehatan: Fakta atau Hoaks?”. Webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 30 Juni 2021 ini bertujuan memberikan pengetahuan lebih dalam terkait dengan suplemen kesehatan. Ketiga Dosen Fakultas Farmasi Ubaya yakni, Endang Wahyu Fitriani, S.Farm., Apt., M.Farm, Ike Dhiah Rochmawati, S.Farm., M.Farm.Klin.,Apt, dan Dian Natasya Rahardjo, S.Farm.,M.Farm-Klin.,Apt hadir sebagai pembicara dalam acara ini. Selain itu, Ridho Islamie S.Farm., M.Si., Apt. selaku Dosen Fakultas Farmasi Ubaya juga hadir sebagai moderator. Diselenggarakan melalui aplikasi Zoom, webinar diikuti oleh 133 partisipan.

Endang memaparkan bahwa suplemen kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, meningkatkan dan memperbaiki fungsi kesehatan, serta mempunyai nilai gizi dan efek fisiologis. Suplemen kesehatan dapat mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino, dan bahan lain bukan tumbuhan yang dapat dikombinasi dengan tumbuhan. “Terdapat beberapa bentuk sediaan suplemen yang bisa kita lihat di pasaran, yaitu serbuk, kapsul, efervesen, dan cairan oral,” ucap Endang. Setiap bentuk sediaan memiliki tujuan utamanya masing-masing. “Sebagai contoh, untuk melindungi bahan aktif dari pengaruh oksigen dan kelembapan, suplemen dibentuk dalam wujud tablet salut,” jelasnya.

Ike Dhiah menjelaskan bahwa suplemen kesehatan merupakan mikronutrien untuk ekstra proteksi. “Suplemen kesehatan mengandung nutrisi yang kita butuhkan dalam jumlah yang kecil untuk menunjang fungsi organ dalam tubuh,” ucap Dhiah. Ia menjelaskan bahwa vitamin merupakan senyawa organik penting untuk fungsi normal tubuh yang tidak dapat disintesis secara mandiri sehingga dapat diperoleh melalui asupan makanan. Dhiah memaparkan bahwa vitamin harus dikonsumsi sesuai dosis yang kita butuhkan dan tidak boleh berlebih. “Konsumsi vitamin yang berlebih akan menimbulkan dampak negatif bagi tubuh kita,” ujarnya. Selain itu, Dhiah juga memaparkan dosis maksimal vitamin dalam sehari tanpa kondisi medis, antara lain: vitamin C sebesar 1000mg, vitamin D sebesar 4000IU, vitamin E sebesar 400IU, dan zinc sebanyak 30mg.

Beralih ke Dian, ia memaparkan bahwa probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah memadai akan memberikan manfaat kesehatan pada inang (manusia). “Probiotik seperti lactobacillus dapat memproduksi vitamin B dan mengeliminasi racun-racun berbahaya yang masuk bersama makanan,” jelas Dian. Ia menjelaskan bahwa probiotik dapat dijumpai pada produk susu fermentasi, pangan seperti susu pasteurisasi, dan sediaan farmasi seperti kapsul, tablet, maupun serbuk. Dian mengungkapkan bahwa probiotik bekerja dengan cara menghalangi bakteri jahat masuk ke tubuh, menghasilkan asam organik, hidrogen peroksida, dan bakteriosin yang mampu menekan pertumbuhan patogen.

Anis Sa’adah menyampaikan sebuah pertanyaan, “Untuk memenuhi vitamin yg kita butuhkan, apakah cukup dengan mengonsumsi buah-buahan yg kandungannya sama dengan suplemen tersebut?” Menjawab pertanyaan tersebut, Dhiah memaparkan bahwa kebutuhan vitamin dapat dipenuhi dengan konsumsi buah-buahan, sayuran, dan bahan makanan dengan memerhatikan takarannya. “Bagaimana orang yang memiliki kondisi maag dapat mengonsumsi vitamin C dengan aman?” tanya partisipan lainnya bernama Ridho Islamie. Endang menjawab bahwa nyeri lambung akibat konsumsi vitamin C dapat dihindari dengan memilih vitamin C yang bukan merupakan asam askorbat dan sediaannya disalut. (jes,et)