Sekolah PPM 31: Lima Kunci Utama Dalam Membentuk Desa Wisata hayuning February 25, 2021

Sekolah PPM 31: Lima Kunci Utama Dalam Membentuk Desa Wisata

Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat (FlipMas) Indonesia kembali menghadirkan webinar bertajuk sekolah Pengabdian Pada Masyarakat (PPM). Universitas Surabaya (Ubaya) menjadi salah satu pembicara yang hadir pada acara sore hari itu. Acara yang diselenggarakan pada Rabu, 10 Februari 2021 itu dihadiri oleh seluruh kalangan masyarakat di Indonesia dalam online meeting zoom. Mengambil tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekowisata, webinar kali ini menghadirkan tiga pembicara ahli untuk membagikan materi serta pengalaman dibidangnya.

Veny Megawati, S.T., M.M. selaku dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya sekaligus pembicara sore itu membawakan topik materi berupa peran perguruan tinggi dalam mengembangkan desa wisata berbasis kearifan lokal. “Pengembangan desa wisata di Indonesia sudah berkembang sejak beberapa tahun lalu, pada saat itu pertumbuhannya sangat luar biasa. Apalagi sebelum pandemi sudah banyak bermunculan desa-desa wisata yang beragam dari Sabang sampai Merauke,” ucap Veny. Nah peran perguruan tinggi disini adalah sebagai pendamping BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa untuk turut menumbuhkan kondisi ekonomi kreatif pada desa tersebut.

Veny menyebutkan bahwa ada lima hal penting yang diperlukan sebelum mengembangkan desa wisata. Yaitu dengan mefokuskan pada design thinking, sumber daya manusia, pelatihan dan pendampingan, pemasaran dan SOP, dan insfastruktur. “Jadi sebenarnya kunci utama dalam desa wisata adalah kita harus bisa melihat pemetaan lokasi yang berpotensi pada basis kearifan lokal, yang artinya saat wisatawan datang, mereka dapat merasakan nuansa dan kehidupan di desa tersebut. Dan proses itu disebut design thinking,” Ujar beliau. Biasanya pada setiap tim LPPM (Lembaga penelitian dan Pengabdian Masyarakat) dari perguruan tinggi akan melakukan pemetaan sebagai langkah pertama dari setiap daerah-daerah yang akan dikembangkan. Yang kemudian dilanjut dengan proses panjang lainnya.

Selain itu Veny juga membagikan pengalamannya dan dokumentasi mengenai desa wisata yang dikembangkannya. Yaitu desa bejijong dan desa ketapan rame yang sama-sama berlokasi di Mojokerto. Pada pembahasan kali itu ditampilkan pula keunikan wisata lokal keduanya yang masih kental dengan budaya, alam dan sejarahnya. Veny berharap potensi-potensi tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan dapat terlestarikan dengan baik. (mad)