Kesiapsiagaan Keluarga dalam Menghadapi Bencana Alam hayuning February 17, 2021

Kesiapsiagaan Keluarga dalam Menghadapi Bencana Alam

Kelompok Studi Psikologi Bencana (KSPB) Universitas Surabaya kembali mengadakan webinar pada Sabtu, 6 Februari 2021. Dengan tajuk Keluarga Siaga Bencana, para peserta diharapkan dapat mempelajari cara untuk meminimalisir risiko dari bencana alam, khususnya dari lingkup keluarga. Sedikitnya 40 peserta turut hadir dalam webinar yang digelar secara daring melalui aplikasi Zoom.

Hadir sebagai narasumber, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Kes., Psikolog., selaku Dosen Luar Biasa Fakultas Psikologi Ubaya membuka diskusi dengan penjelasan hasil survei terkait bencana alam. Berdasarkan hasil survei, korban bencana alam dapat terselamatkan karena adanya kesiapan dari diri sendiri dan keluarga. Oleh sebab itu, Sri menuturkan bahwa keluarga adalah kunci utama dalam menghadapi kedaruratan bencana. Menurutnya, pengambilan keputusan dapat terealisasi jika ada komunikasi yang terbuka antar anggota keluarga. “Melalui komunikasi, keluarga bisa menyampaikan apa yang perlu dilakukan oleh setiap anggota keluarga jika terjadi bencana,” lanjutnya.

Diskusi dilanjutkan oleh Dra. Ayuni, M.Si., yang juga merupakan Dosen Luar Biasa Fakultas Psikologi Ubaya. Pada kesempatan kali ini, beliau menyampaikan hal-hal yang perlu dilakukan oleh keluarga ketika terjadi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami. Menurutnya, hal terpenting yang harus disiapkan yakni tas siaga bencana. “Ada baiknya setiap anggota keluarga memiliki tas siaga bencananya masing-masing, beserta catatan nomor penting,” jelasnya. Tas siaga bencana ini, meliputi: surat-surat penting, P3K, senter, baterai ekstra, makanan yang tidak perlu dimasak, alas kaki, perlengkapan mandi, selimut, uang, dan pakaian setidaknya untuk tiga hari.

Sesi tanya jawab menjadi sesi penutup pada webinar kali ini. Salah satu peserta, Caroline, menanyakan terkait, “Mengapa kita disarankan untuk tetap diam di rumah saat terjadi gempa?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Ayuni menjawab bahwa hal ini tergantung pada kondisi yang tengah dialami. “Kalau gempa cukup keras memang disarankan untuk tetap tinggal. Namun begitu gempa mulai mereda, disarankan untuk segera keluar dari rumah,” tutupnya pada webinar kali ini. (RE4,jr)