Bahas Psikologi Olahraga Bersama BEM Fakultas Psikologi Ubaya hayuning February 15, 2021

Bahas Psikologi Olahraga Bersama BEM Fakultas Psikologi Ubaya

Sabtu, 6 Februari 2020 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Talkshow Sport Psychology bertajuk “Good Game Well Played”. Acara ini dilaksanakan guna membagi pengetahuan tentang psikologi olahraga. Berlangsung menggunakan zoom, sedikitnya 327 peserta hadir pada acara hari itu. BEM Fakultas Psikologi Ubaya mengundang dua narasumber, yakni: Katon Adjie Baskoro selaku Atlet Basket Pelita Jaya Bakrie Jakarta dan Afif Kurniawan, M.Psi selaku Dosen Universitas Airlangga Sport Psychologist Persebaya 2017-2019.

Diskusi dibuka oleh Katon dengan membagikan pengalamannya di dunia basket. Menurutnya, semua bermula dari hobby bermain basket hingga akhirnya terpilih menjadi pemain tim nasional muda di Singapore dan Mongolia. “Setelah tim nasional muda selesai itu dapat beasiswa kuliah di Ubaya hingga akhirnya kuliah di situ,” ujarnya. Setelah lulus kuliah, Katon bergabung dengan CLS Surabaya. “CLS itu tim klub profesional di Surabaya. Saat itu mereka kerja sama dengan Ubaya dari situ akhirnya mulai main di klub profesional,” jelasnya. Katon menambahkan beberapa tips supaya tetap termotivasi bermain basket, yakni membanggakan orang tua dan bisa menentukan prioritas.

Afif melanjutkan diskusi dengan membahas lebih dalam mengenai psikologi olahraga. “Psikologi olahraga adalah kajian keilmuan psikologi yang konsen pada assessment dan intervensi dalam upaya untuk mendukung kesejahteraan psikologis pelaku olahraga,” jelasnya saat membahas definisi psikologi olahraga. Afif juga menuturkan bahwa ketika suatu tim ingin juara, kita harus tahu bagaimana road pathnya. “Jadi kita perlu memperhatikan beberapa faktor, seperti: sustainability dari kompetisi, kelompok usia, dan progress tim,” tambahnya.

Pembahasan materi menarik banyak pertanyaan dari para peserta, salah satunya Audito. “Bagaimana caranya untuk mengatasi turunnya mental dan mengatur ketenangan dalam permainan?” tanyanya. Katon menjawab bahwa manusia pasti melakukan kesalahan. “Tapi yang perlu diperhatikan itu bagaimana kita memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi dan selanjutnya tidak terulang lagi,” ujarnya. (ET)