Manfaatkan Sumber Hayati sebagai Bahan Obat-Energi hayuning December 16, 2020

Manfaatkan Sumber Hayati sebagai Bahan Obat-Energi

Prioritas Kemenristek/BRIN dalam Pengembangan Bioteknologi
SURABAYA – Produk bioteknologi berperan penting pada masa depan. Karena itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meminta kampus-kampus yang memiliki fakultas teknobiologi mengembangkan obat dan energi dari keanekaragaman hayati di Indonesia.
Bambang menyatakan, bioteknologi adalah salah satu ilmu yang berkembang pada masa depan. Jadi, ilmu masa depan tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi era 4.0 atau digital. ‘Saat ini prioritas kami di bidang bioteknologi adalah dapat melahirkan inovasi obat mas adepan. Yakni, obat modern asli Indonesia,’ ujarnya saat meresmikan gedung baru Fakultas Teknobiologi (FTb) Universitas Surabaya (Ubaya) kemarin (4/12).
Sebab, selama ini 95 persen bahasan obat berasal dari impor. Bambang menuturkan utuk menciptakan obat modern asli Indonesia, tentu dibutuhkan stamina, semangat riset, dan kesabaran. ‘Bagaimana membuat bahan baku yang tidak hanya mengandalkan bahan kimia, tapi juga bisa memanfaatkan bahan alami yang ada di Indonesia,’ tuturnya.
Selain itu, bioteknologi termasuk untuk energi. Menurut Menristek, Indonesia harus mulai mengganti fosil menjadi energi terbarukan. Salah satu sumber terbarukan diperoleh dari bioteknologi. ‘Sumber hayati, baik di darat maupu di laut, berpotensi sebagai sumber energi terbarukan,’ jelasnya.
Bambang menegaskan, yang tidak kalah penting adalah mendukung sirkulasi ekonomi. Ke depan, limbah sampah bisa diolah lagi. Pengolahan limbah tidak mudah. Apalagi limbah organik. ‘Pendekatannya dengan bioteknologi. Jadi, ilmu teknobiologi dapat dimanfaatkan lebih luas sekali,’ katanya.
Rektor Ubaya Benny Lianto menjelaskan, gedung baru FTb Ubaya akan menjadi pusat riset dan pengembangan produk bioteknologi. Inovasi itu bakal diaplikasikan bagi masyarakat. ‘Pengembangan riset nanti berguna bagi masa depan Indonesia,’ ungkapnya.
Gedung baru FTb Ubaya memiliki tujuh lantai. Lantai 1-5 terdiri atas ruang laboratorium dan ruang kelas. Laboratorium itu disiapkan untuk penelitian khusus. Misalnya, pengembangan bioteknologi pangan dan pemeliharaan mikroorganisme yang terdiri atas ruangan bersuhu 4 derajat Celsius dan 37 derajat Celsius.
Laboratorium purifikasi dan biologi molekuler akan digunakan untuk mengembangan rekayasa genetika atau menghasilkan protein. Lalu, bioteknologi tanaman menjadi tempat persiapan, ruang tanam atau kultur untuk menghasilkan tanaman unggul. (ayu/c14/dio)
Sumber: Jawa Pos, 5 Desember 2020