Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) kembali mengadakan Biotech Camp pada Sabtu, 14 November 2020. Biotech Camp tahun ini mengusung tema Microgreen the Ultimate Superfood. Tema ini dipilih karena adanya misi untuk memperkenalkan microgreen sebagai alternatif pangan fungsional kepada masyarakat. Webinar yang digelar melalui aplikasi Zoom ini dihadiri oleh 67 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, antara lain: siswa-siswi SMP, SMA, dan juga dari kalangan umum se-Indonesia.
Acara ini turut dihadiri oleh Dr.rer.nat Sulistyo Emantoko Dwi Putra, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknobiologi Ubaya; Dr. Ir. Popy Hartatie Hardjo, M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Teknobiologi Ubaya; Johan Sukweenadhi, Ph.D., selaku Ketua Umum dan pembicara pada Biotech Camp 2020; serta Yayon Pamula Mukti, S.TP., M.Eng., yang juga menjadi pembicara pada webinar kali ini.
Sesi pertama webinar dengan materi Everything You Need to Know About Microgreen dibawakan oleh Johan. Pada sesi ini, Johan memperkenalkan terkait apa itu microgreens serta menjelaskan berbagai tahapan proses terbentuknya microgreens. “Microgreens adalah keseluruhan dari tanaman yang kita panen dalam usia bibit muda,” ucap Johan. Ia turut menambahkan bahwa microgreens tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pertumbuhannya.
Diskusi dilanjutkan oleh Yayon dengan materi Functional Aspects of Microgreens. Yayon membuka diskusi dengan menjelaskan bahwa makanan memiliki tiga fungsi utama. Tiga fungsi yang dimaksud, yaitu: sebagai sumber energi, untuk memenuhi palatability, serta sebagai pangan fungsional atau functional food. Tak lupa ia juga menjabarkan terkait macam-macam functional food yang terdiri dari conventional food, enrich food, dan sintesis food. “Kalau enrich food itu makanan yang diperkaya, contohnya susu yang diubah menjadi yogurt dengan penambahan probiotik,” ujarnya.
Salah satu peserta, Erik, menanyakan terkait “Seberapa menguntungkan microgreens untuk tujuan komersial?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Johan menjawab bahwa microgreens biasanya digunakan pada restoran tertentu untuk makanan pembuka yang menggunakan microgreens sebagai topping. Namun di Indonesia biasanya hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan suatu rumah tangga. “Kalau dihargai betul dia pasti akan sangat menguntungkan, tapi di Indonesia masih belum banyak yang menggunakan ini,” jelasnya.(RE4,jr)
