Bahas Green Technology, Sebuah Upaya Melanggengkan Hidup hayuning October 5, 2020

Bahas Green Technology, Sebuah Upaya Melanggengkan Hidup

Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (FTb Ubaya) tidak berhenti berkarya di tengah pandemi. FTb Ubaya kembali mengadakan konferensi internasional virtual “Natural Resources and Life Sciences” yang ketiga pada 23-24 September 2020 ini. Setelah sebelumnya diadakan pada 2016 dan 2018 silam, konferensi internasional dengan tema “Green technology to promote sustainable clean energy, environmental wellness, and healthy life” ini diramaikan oleh peserta dari negara Indonesia, Uzbekistan, Jerman, Timor Leste, Inggris, dan Amerika Serikat.

“Tema pilih sejalan dengan respon kita terkait perubahan iklim global,” ungkap Dr.rer.nat. Theresia Desy Askitosari, S.Si., M.Biotech., selaku Ketua Panitia NRLS 2020. Tema yang membahas mengenai green technology ini dibawa supaya ada wawasan baru untuk pelaku industri ataupun peserta yang melihat. “Karena industri memiliki peranan penting untuk pengembangan ke arah materi yang bersifat terbarukan,” jelas Desy. Ini juga menjadi tanggung jawab akademisi untuk terus menggaungkan supaya ada kesadaran terhadap situasi global. Hal ini dituangkan juga saat presentasi banyak sekali kearifan lokal / bahan-bahan yang bisa dikembangkan untuk menjadi material alternatif bahan bakar fosil.

Selama dua hari, banyak sekali wawasan yang diperoleh. “Ada pengembangan bioplastik, ada yang mengkaji mikroplastik dan mikroinsektisida, secara materi, metode, dan teknologi,” jelas Desy. Hal ini adalah tujuan yang baik mengingat sumber energi dengan basis bahan bakar fosil yang kita gunakan akan habis dan dapat merusak lingkungan. “Karena itu harapannya green technology, teknologi hijau yang memikirkan keberlanjutan,” terang Desy. Salah satunya adalah materi yang dibawakan oleh Yayon Pamula Mukti, S.TP., M.Eng., selaku Dosen FTb Ubaya. Yayon mengembangkan sumber makanan yang berasal dari limbah suatu kegiatan agro-industri. “Kalau kita bisa memperkenalkan materi yang bisa dijadikan sumber daya alternatif, maka sebenarnya kita melanggengkan proses hidup kita sendiri,” tutup Desy. (sml)