70 Persen Hepatitis A pada Anak Tak Bergejala hayuning October 1, 2020

70 Persen Hepatitis A pada Anak Tak Bergejala

Ilustrasi anak menangis: freepik.com (@brgfx)
Bagi sebagian orang, hepatitis A mungkin terdengar asing. Padahal, ia dekat dan berbahaya. Pencegahannya pun sebenarnya sederhana. Cukup menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan makanan.
Hepatitis A merupakan peradangan hepar atau hati yang disebabkan virus hepatitis A. Penyakit tersebut bersumber dari kebiasaan tidak bersih. Hepatitis A menular secara fecal-oral. Artinya, virus itu menyebar lewat air atau makanan yang tercemar virus tersebut. ‘Misalnya, bahan makanan tercemra atau proses masak kurang higienis. Atau, tidak mencuci tangan sebelum makan,’ ungkap dr. Lucia P. Retnaningtyas Sp.A.
Dokter spesialis anak di RS Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya itu memaparkan, infeksi tersebut biasanya menyerang komunitas. Misalnya, di sekolah, pondok pesantren, asrama, atau kantor. Hepatitis A pun tidak bisa ditebak. Sebab, spektrumnya luas. Ada yang tanpa gejala (asimtomatik), bergejala, hingga muncul komplikasi.
Menurut Lucia, gejala biasanya muncul rata-rata empat minggu setelah terinfeksi virus hepatitis A. Keluhan umumnya, mual, muntah, serta perut terasa begah. ‘Gejala ini tidak bisa diatasi dengan obat nyeri lambung. Soalnya, yang terinfeksi liver,’ tegasnya.
Pada anak-anak, hampir 70 persen infeksi hepatitis A berlangsung asimtomatik. ‘Justru dewasa yang memiliki gejala lebih berat. Ada potensi relapse atau kambuh,’ kata Lucia. Yang paling mengkhawatirkan, timbul gagal fungsi liver dan komplikasi. Terutama pada orang dewasa dengan gangguan hati serta lansia. ‘Risikonya, pasien bisa meninggal atau terpaksa transplantasi hati,’ jelasnya.
Hingga kini, belum ada terapi spesifik untuk mengatasinya. Dokter sebatas memberikan hepatoprotector atau obat pelindung liver. Karena itu, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya tersebut menegaskan bahwa tidak ada cara selain mencegah. Langkah preventifnya mudah dilakukan.
‘Secara logis, virus hanya bisa dihindari dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta penyiapan makanan dan minuman yang higienis,’ paparnya. Prinsip kebersihan tersebut perlu diterapkan konsisten dan sejak dini. Bukan haya saat terpapar sakit.
Lucia juga menyarankan anak-anak mendapatkan vaksin hepatitis A. Agar lebih optimal, vaksin bisa diberikan mulai anak berusia 2-18 tahun. ‘Imunisasi adalah investasi yang baik. Diharapkan, kekebalan tubuh terbentuk dan saat dewasa nggak sampai kena,’ tuturnya.